Transisi demografis yaitu model yang digunakan untuk menggambarkan pergeseran angka kelahiran, ajal, dan populasi sebuah daerah seiring dengan waktu. Model ini dibentuk dengan mengolah data kependudukan dari negara-negara Amerika Utara dan Eropa yang sudah terindustrialisasi.
Model ini terbagi kedalam beberapa tingkatan yang melambangkan pergantian drastis pada salah satu aspek pertumbuhan penduduk. Model ini juga berupaya untuk menerangkan mengapa pergeseran-pergantian tersebut mampu terjadi.
Transisi demografis dapat pula dipakai untuk memprediksi struktur populasi yang mungkin terjadi pada sebuah negara. Negara yang berada pada tahapan awal condong mempunyai penduduk usia muda yang banyak sedangkan negara pada tahapan final cenderung memiliki penduduk usia renta yang banyak.
Daftar Isi
Model Transisi Demografi

Model yang kali ini digunakan membagi transisi demografis menjadi 5 tahap. Namun, tidak semua model menerangkan tahap ke 5, banyak model yang hanya mengakui sampai tahap ke 4.
Pada dasarnya, tahap 5 masih sangat gres dan belum banyak isu perihal tahap ini, sehingga isu yang ada kurang mendalam untuk memodelkan tahapan ini.
Tingkat 1
Pada tahap ini, angka akhir hayat dan angka kelahiran masih tergolong tinggi, biasanya pada tingkatan 35/1000. Pada tahap ini terdapat pertumbuhan penduduk yang sedikit.
Angka kelahiran yang tinggi disebabkan oleh
- Tidak adanya perencanaan keluarga atau alat kontrasepsi
- Tingkat ajal anak yang sungguh tinggi sehingga orang bau tanah terpaksa melahirkan lebih banyak anak agar kemungkinan ada yang hidup lebih tinggi.
- Sistem perekonomian subsisten yang padat karya sehingga diharapkan banyak anak untuk berkerja di lahan pertanian dan peternakan.
- Jumlah anak yang banyak dianggap sebagai tanda kejantanan dan kesuburan rahim. Oleh alasannya itu, banyak keluarga yang melahirkan banyak anak biar mampu berbangga diri.
- Kepercayaan agama yang sangat besar lengan berkuasa. Banyak agama, diantaranya yakni katolik, hindu, dan islam, yang menyarankan keluarga untuk mempunyai anak yang banyak.
Sedangkan, angka maut yang tinggi, utamanya pada anak kecil disebabkan oleh
- Penyakit dan wabah yang merajalela
- Kelaparan dan pola makan serta nutrisi yang jelek
- Tingkat kebersihan yang buruk
- Kemampuan medis yang sungguh terbatas
Tingkat 1 pada transisi demografis berkorelasi dengan keadaan peradaban Inggris sebelum taun 1760. Sekarang, cuma suku-suku pedalaman yang masih melakukan hunting and gathering seperti suku bushman Kalahari dan suku-suku tribal di hutan Amazon yang dikategorikan selaku tingkat 1.
Tingkat 2
Pada tingkat kedua, angka kelahiran tetap tinggi, tetapi angka akhir hayat menurun secara drastis, hingga ke angka sekitar 20/1000. Pada tahap ini terjadi pertumbuhan populasi yang sangat tinggi.
Penurunan angka ajal disebabkan oleh
- Semakin baiknya wawasan medis dan kemudahan-fasilitas medis
- Perbaikan infrastruktur sanitasi dan suplai air bersih
- Perbaikan pada suplai kuliner, baik dari proses produksi maupun distribusinya. Kualitas dan kuantitas makanan meningkat sehingga menurunkan tingkat malnutrisi serta kelaparan.
- Perbaikan infrastruktur angkutansehingga lebih gampang memindahkan sumber daya alam dan sumber daya manusia
- Penurunan pada tingkat kematian anak
Tingkat 2 dari transisi demografis berkorelasi dengan kondisi Inggris pada tahun 1760-1880. Sekarang, negara yang berada pada tingkat 2 adalah negara-negara LEDC seperti Kenya, Ethiopia, dan Bangladesh. Negara LEDC yakni kependekan dari less economically developed country, ungkapan ini digunakan untuk negara-negara meningkat yang masih jauh dari tahap industrialisasi negara berkembang.
Tingkat 3
Pada tingkat 3 transisi demografi, angka kelahiran mulai menurun secara drastis dan angka kematian kembali menurun tetapi secara perlahan. Angka kelahiran kira-kira akan mencapai 20/1000 sedangkan angka akhir hayat meraih 15/1000 sehingga terjadi perkembangan populasi secara perlahan. Namun, sebab jumlah populasi telah sangat banyak, meskipun pertumbuhan perlahan, jumlah anak yang lahir telah sungguh banyak.
Penurunan angka kelahiran disebabkan oleh
- Munculnya inisiatif penyusunan rencana keluarga, produk kontraseptif, dan aborsi
- Menurunnya tekanan untuk memiliki banyak anak alasannya pada tingkat ini, kematian anak telah rendah
- Mekanisasi industri dan pertanian menyebabkan jumlah pekerja yang dibutuhkan kian sedikit
- Meningkatnya harapan untuk memiliki kekayaan seperti rumah dan kendaraan beroda empat serta menurunnya kemauan untuk memiliki keluarga yang besar dengan banyak anak
- Insentif yang bertambah banyak untuk mempunyai keluarga yang kecil. Insentif mampu disengaja oleh pemerintah ataupun tidak disengaja oleh keadaan ekonomi dan aspek sosial
- Emansipasi wanita menyebabkan kian banyak wanita memilih edukasi dan karir ketimbang menjadi ibu rumah tangga
Tingkat 3 transisi demografi berkorelasi dengan keadaan di Inggris pada tahun 1880-1940. Sekarang, negara-negara yang dikategorikan masuk kedalam tingkat 3 yaitu negara emerging countries atau negara berkembang yang telah cukup maju dan memiliki kemajuan ekonomi serta teknologi tinggi. Contoh negara-negara ini adalah China, Brazil, dan India.
Tingkat 4
Pada tingkat 4 transisi demografis, angka kelahiran dan angka akhir hayat telah sangat rendah, pada level 16/1000 untuk kelahiran dan 12/1000 untuk kematian. Sehingga perkembangan populasi sangat minim. Pada tahap ini, negara lazimnya sudah dianggap maju dan terindustrialisasi.
Pada tahap ini, sudah mulai ada risiko terjadinya peningkatan rasio ketergantungan. Yaitu keadaan dimana terdapat banyak orang bau tanah non-produktif yang harus ditanggung oleh generasi muda produktif.
Contoh negara-negara yang sudah memasuki tahap 4 adalah Inggris, Amerika Serikat, Argentina, dan Jepang.
Tingkat 5
Tingkat 5 ialah tahapan transisi demografis yang baru diobservasi akhir-akhir ini. Pada tahap ini, angka kelahiran turun sehingga menjadi lebih rendah dari angka akhir hayat, atau sebaliknya, angka maut yang meningkat. Tahap ini ditandai dengan penurunan populasi negara tersebut.
Alasan penurunan angka kelahiran antara lain yaitu
- Fokus pada materialisme dan kekayaan sehingga tak mau mempunyai keluarga
- Pendidikan yang kian tinggi dan menyeluruh menciptakan orang-orang berorientasi karir
- Semakin tersedianya akomodasi aborsi dan kontrasepsi
- Semakin mahal biaya hidup sehingga orang-orang tidak mau memiliki anak
- Keengganan untuk menikah dikarenakan kebutuhan hidupnya telah terpenuhi oleh wahana kenikmatan lainnya
Alasan peningkatan angka maut antara lain yaitu
- Munculnya penyakit degeneratif yang tidak menular dan disebabkan oleh gaya hidup modern yang tidak sehat. Contohnya ialah kanker, HIV, penyakit jantung, dan obesitas.
Contoh negara yang telah mengalami transisi demografi tingkat 5 ini ialah Swedia dan Italia.
Kritik
Seperti semua model prediktif, model transisi demografi memiliki banyak keterbatasan. Keterbatasan-kekurangan itu antara lain yakni
- Gagal dalam memprediksi tahap ke 5 dimana angka kelahiran lebih minim daripada angka kematian.
- Model yang dianggap terlalu eurosentris sebab menganggap bahwa semua negara akan lewat tahapan-tahapan tersebut. Jika melihat data yang sudah ada, kecil kemungkinan negara-negara miskin di Afrika mampu melewati tahap industrialisasi ekonomi
- Tidak semua perubahan akhir hayat dan kelahiran se-drastis yang digambarkan pada versi ini. Banyak negara yang pada tahap ke 2 tidak mengalami penurunan ajal secara drastis alasannya adalah mereka tidak mampu menciptakan fasilitas kesehatan dan berbelanja obat. Selain itu, banyak juga negara yang tidak mengalami penurunan kelahiran secara drastis pada tingkat 3 alasannya aspek agama yang besar lengan berkuasa mirip di Brazil.
- Negara-negara NIC sekarang mengalami transisi demografi yang juah lebih singkat dibandingkan prediksi versi ini. Hal tersebut disebabkan oleh pertumbuhan teknologi yang telah maju dan kekayaan negara-negara tersebut dari perdagangan dan industrialisasi.
Referensi
www.OurWorldInData.org
Waugh, David (2014). Geography an Integrated Approach, Fourth Edition. Oxford University Press
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon