Kamis, 18 Juni 2020

Kepadatan Penduduk: Pengertian, Faktor, Dan Dampaknya


Kepadatan penduduk merupakan salah satu aspek kependudukan yang sangat penting untuk dimengerti dan dipelajari oleh demografer dan semua peneliti yang bergerak di bidang sosial.





Oleh sebab itu, pada postingan ini, kita akan membahas secara lebih lanjut tentang kepadatan penduduk, mulai dari pengertiannya hingga penerapannya.






Pengertian Kepadatan penduduk





Kepadatan penduduk menjelaskan perihal berapa jumlah insan yang tinggal dalam kawasan dengan ukuran tertentu, lazimnya 1 kilometer persegi.





Semakin banyak manusia yang tinggal di sebuah daerah, maka kepadatan penduduk di kawasan tersebut pun kian tinggi, atau kerap disebut semakin padat.





Kepadatan penduduk ditemukan dengan membagi jumlah populasi total dari sebuah daerah dengan luas daerah tersebut. Oleh alasannya itu, notasi lazim dari kepadatan penduduk adalah berapa orang per kilometer persegi.





Sama mirip persebaran penduduk, kepadatan masyarakatjuga tidak merata. Ada tempat yang memiliki kepadatan sangat tinggi, ada pula yang mempunyai kepadatan rendah.





Semuanya bergantung pada aspek-aspek tertentu yang mempengaruhi dinamika kependudukan di suatu wilayah.





Secara umum, mampu dikatakan bahwa persebaran penduduk memberitahu kita perihal daerah tinggal insan sedangkan kepadatan memberitahu kita tentang seberapa banyak orang yang tinggal dalam daerah tersebut.





Jenis-Jenis Kepadatan Penduduk





Jenis-jenis kepadatan penduduk




Secara lazim, terdapat 4 jenis kepadatan penduduk yang kerap dipakai oleh para andal. Keempat jenis tersebut yaitu





  • Kepadatan penduduk Aritmatik
  • Kepadatan masyarakatAgraris
  • Kepadatan penduduk Fisiologis
  • Kepadatan penduduk Ekonomi




Agar kalian lebih paham tentang keempat jenis kepadatan yang telah disebutkan diatas, akan kita bahas secara singkat dibawah ini





Kepadatan Penduduk Agraris





Kepadatan penduduk agraris ialah kepadatan penduduk yang dihitung menurut perbandingan antara jumlah penduduk yang melakukan pekerjaan di sektor pertanian dengan luas total lahan pertanian di suatu wilayah.





Kepadatan masyarakatagraris dapat dijumlah dengan rumus sebagai berikut





Jumlah Penduduk Pertanian/Luas Lahan Pertanian





Kepadatan penduduk ini juga kerap disebut sebagai kepadatan penduduk netto.





Jika sebuah wilayah memiliki lahan pertanian yang serupa, maka daerah dengan petani yang lebih banyak akan memiliki kepadatan agraris yang lebih tinggi pula.





 



Kepadatan Penduduk Fisiologis





Kepadatan penduduk fisiologis cukup mirip dengan kepadatan masyarakatagraris, tetapi perbedaannya disini yakni jumlah masyarakattotal dibagi dengan luas lahan pertanian di suatu daerah.





Kepadatan masyarakatfisiologis dihitung dengan menggunakan rumus





Jumlah Total Penduduk/Luas Lahan Pertanian





Disini, jumlah total penduduk tidak mengamati mereka mempunyai mata pencaharian apa.





Oleh alasannya itu, kepadatan fisiologis daerah perkotaan mampu jadi jauh lebih tinggi ketimbang kepadatan masyarakatagrarisnya sebab lebih banyak yang bermata pencaharian non-pertanian.





 



Kepadatan Penduduk Aritmatika





Kepadatan masyarakatartimatik yaitu jumlah masyarakatrata-rata yang ada di suatu wilayah dengan luas tertentu. Kepadatan aritmatika inilah yang kerap kalian kenal sebagai kepadatan penduduk pada umumnya.





Kepadatan aritmatika mampu dijumlah dengan rumus selaku berikut





Jumlah Penduduk Total/Luas Wilayah Total





Kepadatan masyarakatini menjumlah semua penduduk yang tinggal di wilayah tersebut dan ketimbang wilayah totalnya.





Oleh karena itu, kepadatan masyarakatinilah yang paling biasa digunakan, terutama pada daerah perkotaan yang tidak banyak memiliki lahan pertanian ataupun petani.





 



Kepadatan Penduduk Ekonomi





Kepadatan penduduk ekonomi adalah kepadatan yang dijumlah dengan membandingkan jumlah penduduk yang ada di kawasan tersebut dengan kesanggupan ekonomi yang ada di wilayah tersebut.





Tentu saja daerah dengan produk domestik bruto yang besar dan lapangan pekerjaan banyak akan mempunyai kapasitas ekonomi yang lebih tinggi.





Contohnya yaitu daerah terluar Indonesia yang sektor ekonominya cuma perikanan dan pertanian subsisten. Tentu saja tempat tersebut akan memiliki kapasitas ekonomi yang jauh lebih rendah dibandingkan kota-kota terbesar Indonesia seperti Jakarta dan Bandung.





Dengan menggunakan pendekatan ini, kalian bisa mengetahui apakah suatu kawasan mengalami overpopulasi, underpopulasi, atau justru memiliki jumlah masyarakatoptimum.





Hal ini mampu kalian gunakan untuk mempersiapkan acara pembanguunan sarana dan prasarana ataupun pengembangan perekonomian setempat di suatu kawasan tertentu.





Selain itu, kalian juga mampu mempergunakan informasi ini untuk membentuk rencana penduduk apakah mesti melakukan transmigrasi, kontrol masyarakatlewat kontrasepsi, atau justru menawarkan insentif untuk melahirkan anak.





 



Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepadatan Penduduk





Pada dasarnya, faktor-faktor yang mensugesti kepadatan penduduk di suatu wilayah relatif sama dengan aspek yang menghipnotis persebaran masyarakatdi suatu kawasan.





Faktor-aspek tersebut antara lain yakni





  • Faktor fisik
  • Faktor iklim
  • Faktor tanah
  • Faktor vegetasi
  • Faktor suplai air
  • Faktor kebencanaan & penyakit
  • Faktor komunikasi
  • Faktor ekonomi
  • Faktor politis
  • Faktor sumber daya alam




Agar kalian lebih memahami faktor-aspek yang sudah dijelaskan diatas, akan coba kita bahas secara lebih rinci faktor-faktor tersebut dibawah ini.





Faktor Fisik





Faktor fisik mempengaruhi kepadatan penduduk




Faktor fisik merupakan faktor yang cukup besar dalam mensugesti kepadatan masyarakatdi sebuah daerah.





Daerah dengan bentang alam yang mudah dibangun cenderung memiliki kepadatan yang lebih tinggi dengan daerah yang merepotkan dibangun atau mempunyai bentang alam jelek.





Contoh tempat yang mudah dibangun adalah kawasan dataran rendah, padang rumput, dan pinggir sungai.





Sedangkan, contoh kawasan yang susah dibangun yaitu dataran tinggi, pegunungan dengan lereng terjal, daerah vulkanik aktif, dan dataran shield yang ter-pengikisan.





 



Faktor Iklim





Faktor cuaca dan iklim memiliki tugas yang sungguh besar juga dalam mensugesti kepadatan penduduk di suatu kawasan. Daerah dengan iklim yang bagus cenderung akan mempunyai masyarakatyang banyak pula.





Berikut ini yaitu faktor-faktor iklim yang cukup penting untuk mendukung suatu daerah semoga dapat memiliki masyarakatyang banyak.





  1. Curah hujan rata sepanjang tahun atau mengikuti contoh yang mudah ditebak
  2. Tidak terdapat temperatur ekstrim
  3. Dengan sinar matahari (Costa De Sol, Bali, French Riviera) atau salju (Alps) yang cukup untuk menarik wisatawan, namun tidak terlalu ekstrim mirip Gurun Sahara atau Pegunungan Himalaya.
  4. Memiliki isu terkini tanam yang usang, sehingga mampu menunjang pertanian intensif




Iklim yang ideal mampu menunjang aktivitas agrikultur dengan baik sehingga banyak orang yang dapat tinggal di kawasan tersebut. Selain itu, iklim yang ideal dapat membuat masyarakat tenteram tinggal, sehingga banyak yang ingin tinggal di tempat tersebut.





 



Faktor Tanah





Daerah dengan kualitas tanah yang tinggi mampu memuat lebih banyak masyarakatdibanding tempat dengan tanah marginal.





Kondisi tanah ideal antara lain yaitu





  1. Tanah dengan kedalaman cukup untuk akar flora besar
  2. Tanah yang mempunyai banyak material organik (humus)
  3. Tanah yang ada setiap ketika, tidak membeku ketika isu terkini dingin dan tergenang dikala demam isu hujan
  4. Tanah tidak terdegradasi dengan salinisasi, desertifikasi, atau leaching.




Hal ini terjadi sebab keadaan tanah yang baik dapat menunjang aktivitas agrikultur yang intensif sehingga memungkinkan adanya banyak penduduk.





Kondisi tanah umumnya dipengaruhi oleh komposisi batuan dasar, proses pelapukan, laju abrasi, serta iklim yang ada di wilayah tersebut.





 



Faktor Vegetasi





Kerapatan vegetasi mempengaruhi kepadatan penduduk




Daerah dengan vegetasi lebat condong sulit untuk menunjang penduduk yang banyak. Hal ini terjadi karena susah untuk membersihkan lahan dan membangun di daerah tersebut.





Contoh daerah dengan vegetasi lebat yaitu hutan hujan dan hutan konifer, sedangkan daerah dengan vegetasi sedikit yakni padang rumput.





Namun, perlu diamati pula bahwa daerah gersang tanpa vegetasi juga tidak bisa menunjang penduduk yang banyak. Hal ini terjadi karena wilayah tersebut artinya tidak memiliki mutu yang cukup untuk menunjang kehidupan.





Contohnya ialah gurun sahara dimana tidak ada kota-kota besar, kecuali yang terletak di antara oasis-oasis dan bantaran sungai.





 



Faktor Suplai Air





Daerah dengan suplai air yang mumpuni akan bisa menunjang lebih banyak penduduk ketimbang kawasan yang tidak memiliki sumber air.





Semua manusia memerlukan air untuk bertahan hidup, tanpa adanya air, insan akan mengalami dehidrasi. Oleh sebab itu, daerah yang tidak mempunyai sumber air alami harus membangun infrastruktur khusus untuk memindahkan air.





Infrastruktur tersebut tidaklah murah sehingga mempersulit pembangunan kota-kota besar di tempat yang memiliki sedikit air.





Hal inilah yang menimbulkan kota-kota besar lazimnya berlokasi pada daerah yang memiliki suplai air alami dari metode daur air bumi.





Suplai air tidak senantiasa berasal dari sungai ataupun air tanah. Curah hujan yang tinggi juga mampu memajukan suplai air setempat baik secara natural melewati proses groundwater recharge ataupun secara rekayasa dengan cara menampung air di kolam dan kontainer.





 



Faktor Kebencanaan dan Penyakit





Daerah yang tidak berada dalam kawasan beresiko bencana atau rentan terkena epidemi penyakit condong mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi.





Keberadaan epidemi dan tragedi mampu membuat masyarakattakut untuk tinggal disitu sehingga meninggalkan lokasi, atau bahkan bencana dan penyakit yang ada dapat pribadi membunuh masyarakatyang tinggal di kawasan tersebut.





Kota yang memiliki cukup uang untuk membangun akomodasi mitigasi peristiwa mirip bunker, early warning, dan bangunan tahan tragedi dapat bertahan dalam daerah riskan peristiwa.





Namun, tidak semua kota mempunyai sumber daya yang cukup untuk membangun kemudahan-akomodasi mirip ini, sehingga kota-kota tersebut terjegal ketika permulaan pertumbuhannya.





Oleh sebab itu, kota-kota besar jarang terdapat pada daerah riskan peristiwa.





Sama mirip kebencanaan, kota yang mempunyai cukup uang untuk membangun akomodasi kesehatan juga mampu bertahan dalam wilayah berpenyakit.





Namun, tidak semua kota memiliki sumberdaya yang cukup. Sehingga, kesudahannya kota-kota yang ada pada daerah berpenyakit terjegal pada kurun awal pertumbuhannya.





Karena kota-kota diatas terlalu berkonsentrasi untuk menuntaskan masalahnya, entah kebencanaan atau penyakit, tidak cukup uang yang diinvestasikan untuk pengembangan ekonomi dan infrastruktur biasa . Oleh alasannya itu, kota-kota tersebut lebih sulit untuk maju.





 



Faktor Sumber Daya Alam





Faktor sumber daya alam mempengaruhi kepadatan penduduk




Daerah dengan sumber daya alam yang melimpah akan cenderung memiliki kepadatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tempat yang miskin sumber daya.





Hal ini terjadi alasannya SDA mempesona investasi dan pekerja dari luar, sehingga terjadi aglomerasi ekonomi.





Seperti yang kita ketahui, insan cenderung bergerak ke arah kawasan yang memiliki aktivitas ekonomi tinggi. Oleh karena itu, kawasan-kawasan kaya SDA memiliki masyarakatyang lebih banyak.





Contoh daerah yang kaya akan SDA yaitu Kalimantan yang kaya akan batubara dan Afrika Selatan yang sangat kaya akan berlian dan bahan galian logam mulia lainnya.





 



Faktor Komunikasi





Daerah yang mudah untuk dibangun kemudahan komunikasi dan angkutanakan condong memiliki fokus masyarakatyang lebih tinggi dibandingkan daerah terpencil.





Aksesibilitas yang rendah akan mempersulit jalur suplai dan pergerakan orang serta barang menuju dan keluar dari tempat tersebut.





Seperti yang sudah kita pelajari pada teorema Hotelling dan bid-rent, aksesibilitas merupakan aspek penting dalam memilih lokasi acara ekonomi.





Daerah dengan jalur komunikasi yang merepotkan contohnya yakni Bolivia dengan pegunungannya yang terjal, gurun Sahara dengan padang pasir tandusnya yang sungguh luas, dan Amazon dengan hutan hujannya yang lebat.





Daerah dengan jalur komunikasi gampang misalnya yaitu Great Plains Amerika dan North European Plains di Eropa yang datar sehingga mudah dibangun jalur transportasi mirip rel dan jalan raya.





Selain jalur darat, jalur laut juga sungguh besar lengan berkuasa kepada aksesibilitas. Contohnya adalah Port Said di susukan Suez, pelabuhan Singapura, terusan Panama, Valpraiso di Chile, dan pelabuhan Rotterdam di Belanda.





 



Faktor Ekonomi





Faktor ekonomi mempengaruhi kepadatan penduduk




Faktor ekonomi memiliki imbas yang sangat tinggi kepada kepadatan penduduk.





Ekonomi subsisten condong memerlukan kawasan yang luas untuk menyanggupi keperluan masyarakatnya, sementara ekonomi komersial intensif hanya memerlukan sedikit daerah.





Meskipun begitu, ekonomi subsisten di Asia dan Asia Tenggara dapat mengakomodasi kepadatan masyarakatyang tinggi alasannya adalah tanahnya yang sungguh subur dan sistemnya yang cenderung intensif.





Sektor ekonomi juga cukup berpengaruh pada kepadatan penduduk suatu daerah. Kota yang dipenuhi oleh gedung perkantoran akan mempunyai kepadatan penduduk yang lebih tinggi dibandingkan dengan pabrik.





Sedangkan kota yang dipenuhi oleh pabrik akan mempunyai kepadatan masyarakatyang lebih tinggi dibandingkan dengan kota pertanian.





Selain kedua faktor diatas, ketersediaan lapangan pekerjaan juga menjadi faktor penentu jumlah penduduk. Semakin banyak lapangan pekerjaan yang tersedia pada sebuah wilayah, kian banyak insentif bagi orang untuk pindah ke kawasan tersebut.





 



Faktor Politis





Faktor politik juga mampu mempengaruhi kepadatan dan penyebaran penduduk pada sebuah tempat.





Kebijakan mirip transmigrasi mampu mengganti contoh persebaran dan kepadatan demografis di sebuah wilayah secara datang-datang. Dengan satu kebijakan, sebuah daerah mampu datang-tiba menjelma padat masyarakatdan kawasan lainnya datang-datang kosong penduduk.





Selain transmigrasi, kebijakan investasi juga mampu mensugesti persebaran penduduk.





Ketika pemerintah melaksanakan investasi besar pada suatu wilayah atau bahkan hingga membuat kawasan ekonomi khusus pada daerah tersebut, kegiatan ekonomi akan meningkat.





Seperti yang telah dijelaskan diatas, acara ekonomi yang tinggi akan menawan orang-orang untuk pindah ke tempat tersebut.





Hal ini menimbulkan orang-orang beramai-ramai berpindah ke tempat tersebut, sehingga memajukan jumlah masyarakatyang ada di daerah itu dan meningkatkan pula kepadatan orangnya.





 



Dampak Kepadatan Penduduk





Dampak kepadatan penduduk




Kepadatan masyarakatyang di sebuah kawasan tentu saja akan mempunyai imbas samping. Penduduk yang terlalu padat sama buruknya dengan penduduk yang terlalu sedikit.





Dibawah ini, kita akan mencoba untuk mengeksplorasi imbas dari kepadatan penduduk yang terlampau tinggi dan kepadatan penduduk yang terlalu sedikit di sebuah kawasan.





Dampak Kepadatan Penduduk yang Terlalu Tinggi





Kepadatan masyarakatyang terlalu tinggi cenderung menurunkan kualitas hidup orang-orang yang tinggal di wilayah tersebut.





Hal ini terjadi karena peluang kerja dan tempat tinggal yang ada, tidak mampu mengakomodasi jumlah penduduk yang bertambah banyak. Sehingga, nantinya ada orang-orang yang tidak mampu mengakses kawasan tinggal ataupun lapangan pekerjaan.





Berikut ini yaitu beberapa dampak dari kepadatan penduduk yang terlalu tinggi terhadap sebuah daerah





  • Munculnya tempat-daerah kumal (slum) dengan kawasan tinggal informal serta lingkungan hidup yang tidak pantas huni
  • Tidak cukupnya lapangan pekerjaan sehingga muncul sektor-sektor informal mirip PKL dan buruh illegal yang tidak terdokumentasikan dengan baik
  • Turunnya kualitas lingkungan dan kualitas hidup masyarakat
  • Turunnya image estetik dari sebuah perkotaan jika ada permukiman kumal
  • Terganggunya keamanan dan ketentraman hidup masyarakat di kawasan tersebut
  • Risiko hadirnya penyakit dari lingkungan hidup daerah kumuh yang tidak bersih
  • Munculnya kesenjangan sosial yang tinggi antara orang-orang yang sukses dan orang-orang yang tidak mampu mengakses sarana dan prasarana dasar
  • Kurangnya sanrana dan prasarana dasar untuk menunjang orang-orang yang sungguh banyak (kurang lebarnya jalan, kurang banyaknya kereta, kurang baiknya jaringan fiber optik internet, dsb)




Secara lazim, kita mampu menyimpulkan bahwa dampak dari suatu daerah yang orangnya terlalu padat condong negatif.





Oleh karena itu, mesti didapatkan penyelesaian-solusi yang sempurna untuk meminimalkan kepadatan penduduk di wilayah wilayah yang mengalami overpopulasi.





 



Dampak Kepadatan Penduduk yang Terlalu Rendah





Ternyata, kepadatan masyarakatyang terlalu rendah juga memiliki pengaruh yang negatif terhadap sebuah wilayah. Hal ini terjadi alasannya economies of scale tidak terbentuk pada daerah-kawasan dengan penduduk sedikit.





Oleh alasannya itu, pemerintah menjadi lebih susah untuk menjustifikasi pembangunan infrastruktur yang mahal di kawasan-wilayah tersebut.





Selain itu, jika penduduk di sebuah daerah terlalu sedikit, maka ada peluangpertumbuhan daerahnya menjadi terhambat dan terbatas. Hal ini terjadi alasannya adalah tidak cukup orang untuk mengisi lapangan pekerjaan yang tersedia.





Selain itu, jikalau penduduk di suatu daerah terlalu sedikit, maka ada potensi kemajuan daerahnya menjadi terhambat dan terbatas. Hal ini terjadi alasannya adalah tidak cukup orang untuk mengisi lapangan pekerjaan yang tersedia.





Berikut ini adalah beberapa pengaruh dari kepadatan masyarakatyang terlalu sedikit





  • Sumber daya alam tidak dimanfaatkan dengan baik alasannya adalah kekurangan tenaga kerja
  • Tidak cukup pekerja untuk mengisi lapangan pekerjaan, sehingga pertumbuhan ekonomi terhambat
  • Kurang ekonomisnya membangun infrastruktur mahal seperti jalur kereta cepat, kawasan Transit Oriented Development, atau mall
  • Terbatasnya pelayanan publik dan pelayanan dasar, karena pemerintah susah mendanai




Pada kasus ini, pemerintah harus berfikir keras untuk mengembangkan pertumbuhan penduduk atau memindahkan orang-orang ke kawasan tersebut melalui program transmigrasi.





Hal ini bermaksud untuk meningkatkan kepadatan penduduk hingga level optimumnya.





 



Cara Menanggulangi Kepadatan Penduduk





Cara menanggulangi kepadatan penduduk




Secara lazim, terdapat beberapa langkah yang mampu ditempuh untuk mengatasi kepadatan masyarakatyang terlalu tinggi ataupun terlalu rendah di sebuah kawasan.





Langkah-langkah tersebut antara lain yaitu





  • Melaksanakan pemerataan masyarakatlewat acara transmigrasi ataupun insentif yang lain
  • Mengontrol angka kelahiran di suatu wilayah dengan acara KB ataupun insentif mempunyai anak
  • Meratakan pembangunan di seluruh pelosok negri
  • Mengembangkan teknologi untuk meningkatkan mutu hidup dan carrying capacity




Agar kalian lebih paham, akan dibahas secara lebih rincian setiap langkah-langkah tersebut dibawah ini.





Melaksanakan Pemerataan Penduduk





Pemerataan masyarakatbiasanya dikerjakan lewat program transmigrasi dimana orang-orang diberi insentif untuk berpindah ke suatu kawasan tertentu yang masih kurang jumlah penduduknya, atau masih sangat minim kepadatannya.





Umumnya, program ini memindahkan tenaga kerja yang berusia produktif dari daerah yang padat mirip pulau Jawa ke daerah-kawasan yang masih jarang penduduknya, mirip Kalimantan Utara ataupun Sumatera pada zaman dulu.





Namun, transmigrasi ini mempunyai banyak persoalan, karena dapat mengganggu kohesivitas sosial di wilayah tujuan transmigrasi tersebut dan menimbulkan ukiran sosial.





Terutama, kalau norma kesusilaan serta norma-norma agama yang berlaku tidaklah sama.





Kebijakan ini pernah dipraktekkan di Indonesia, meskipun kita tahu bahwa Indonesia mempunyai keberagaman ras dan budaya yang sangat tinggi sehingga riskan pertentangan sosial.





 



Mengontrol angka kelahiran





Pengontrolan perkembangan penduduk dan pengontrolan angka kelahiran ialah strategi yang sering dipakai untuk memajukan ataupun menurunkan angka kepadatan suatu daerah.





Semakin tinggi angka kelahiran di suatu kawasan, maka wilayah tersebut akan semakin padat kedepannya. Begitu pula sebaliknya jikalau daerah tersebut mempunyai angka kelahiran yang lebih rendah.





Contoh negara yang menghemat angka kelahirannya untuk meminimalkan kepadatannya yaitu China dengan one child policy, dimana satu keluarga hanya boleh memiliki satu anak.





Contoh negara yang menjajal untuk memajukan angka kelahirannya yakni Jepang dan Rusia dengan insentif-insentif bagi keluarga yang ingin memiliki banyak anak.





 



Meratakan pembangunan





Dengan pembangunan yang lebih merata, orang-orang tidak lagi merasa mesti tinggal di pusat perkotaan dan meninggalkan daerah kelahiran mereka untuk mencari hidup yang lebih baik.





Oleh alasannya itu, solusi ini mampu menuntaskan kepadatan penduduk yang terlampau tinggi di daerah sasaran migrasi ataupun pada kota-kota besar di sebuah negara.





 



Pemanfaatan Teknologi Tinggi





Pada dasarnya, pemanfaatan teknologi tinggi dan inovasi-inovasi gres dapat mengembangkan kesanggupan suatu kawasan untuk memuat masyarakatdan acara insan.





Disini, teknologi-teknologi baru mirip angkutanyang lebih efisien, perumahan vertikal, pengelolaan sampah berteknologi tinggi, dan perkembangan pada penyediaan sarana prasarana dasar mampu mengembangkan Carrying Capacity dari sebuah daerah, sehingga bertambah banyak orang dapat tinggal di kawasan tersebut.





Oleh karena itu, pengembangan teknologi sangatlah penting untuk menangani overpopulasi.





 



Cara Menggambarkan Kepadatan Penduduk





Agar kalian mampu menggambarkan seberapa padat penduduk suatu wilayah, kalian dapat memvisualisasikannya memakai peta dan tata cara berita geografis.





Peta kepadatan penduduk
Ilustrasi Peta Kepadatan Penduduk




Kepadatan penduduk biasanya digambarkan dengan menggunakan peta chloropleth. Ketika sudah ditemukan kepadatan penduduk, kelas-kelas kepadatan tertentu diberikan warna yang berbeda, sehingga gampang dibedakan.





Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa makin gelap warna pada peta, bertambah banyak orang yang tinggal di negara tersebut per satu kilometer persegi.





Namun, peta chloropleth ini memiliki kelemahan dalam menyajikan isu tentang populasi.





Hal ini terjadi karena isu dihidangkan menurut poligon pemisahan data. Jika poligonnya besar (disini setiap negara 1 poligon), maka kita tidak mampu mengetahui gosip yang lebih detail.





Contohnya ialah kita tahu bahwa masyarakatdi negara Canada terpusat pada bab selatannya, masyarakatAmerika Serikat berpusat di pesisir barat dan timurnya, atau penduduk Mesir terpusat di lembah sungai Nil.





Tetap, hal-hal tersebut tidak tergambarkan dengan baik pada peta cloropleth diatas.





Selain itu terdapat pula kekurangan berupa distorsi berita yang terjadi pada peta. Penggunaan warna yang kurang tepat mampu membuat perbedaan yang sebetulnya kecil terlihat besar di peta, atau sebaliknya, yang besar terlihat kecil.





Oleh alasannya itu, dalam menciptakan peta chloropleth mesti sungguh hati-hati dalam menentukan warna dan dalam menggunakannya, seorang ahli harus pula menggunakan peta titik persebaran penduduk selaku pola pembantu.





 



Cara Menghitung Kepadatan Penduduk





Cara menghitung kepadatan penduduk




Oke, kalian telah berguru banyak perihal kepadatan penduduk persebaran penduduk serta aspek-aspek yang mempengaruhinya. Sekarang kita akan mempelajari lebih dalam mengenai cara menjumlah kepadatan penduduk.





Kemampuan menjumlah kepadatan masyarakatsungguh penting alasannya adalah indikator ini sering sekali dipakai dalam keilmuan geografi serta perencanaan daerah dan penetapan kebijakan.





Secara biasa , menghitung kepadatan penduduk suatu daerah sangatlah gampang, kalian cuma perlu mengenali jumlah masyarakatyang tinggal di wilayah tersebut kemudian dibagi dengan luas wilayahnya. Dari hasil hitung tersebut, didapatkanlah kepadatan penduduk.





Namun, kalau kalian menjumlah kepadatan penduduk agrikultur ataupun kepadatan penduduk fisiologis, serta ekonomi, cara menghitungnya berlainan ya!





Agar kalian mampu lebih tergambar, maka kita akan menjajal dengan menggunakan beberapa acuan.





Latihan Soal Menghitung Kepadatan Penduduk Fisiologis





Diketahui bahwa sebuah kawasan dengan luas total 100 km persegi yang 40% nya ialah lahan pertanian memiliki penduduk sekitar 1000 jiwa. Berapa kepadatan penduduk fisiologis yang ada pada wilayah ini?





Seperti yang telah diterangkan diatas, cara menghitungnya cukup mudah, kalian hanya perlu membagi jumlah penduduk dengan luas lahan pertanian yang ada.





Luas lahan pertanian = 100 x 40% = 40 km persegi





1000/40 = 25 jiwa/km persegi





Oleh karena itu, kawasan tersebut mempunyai kepadatan masyarakatfisiologis sekitar 25 jiwa per kilometer persegi. Sebuah angka kepadatan masyarakatyang relatif rendah.





 



Latihan Soal Menghitung Kepadatan Penduduk Agraris





Diketahui bahwa suatu daerah memiliki jumlah masyarakatsekitar 100.000 jiwa. Sekitar 40% dari total masyarakatini mempunyai mata pencaharian selaku petani.





Ketika dihitung, tempat tersebut memiliki luas total sekitar 150 kilometer persegi. Namun, cuma sekitar 15% dari wilayahnya yang merupakan daerah pertanian.





Berdasarkan data yang sudah diberikan, berapa kepadatan masyarakatagraris kawasan ini?





Jumlah Petani = 100.000 x 40% = 40.000 jiwa





Luas lahan pertanian = 150 x 15% = 22,5 km persegi





40.000/22,5 = 1777 jiwa per kilometer persegi





Berarti, tempat ini memiliki kepadatan penduduk sekitar 1777 jiwa per kilometer persegi. Sebuah angka kepadatan masyarakatyang cukup tinggi.





 



Latihan Soal Menghitung Kepadatan Penduduk Aritmatik





Diketahui bahwa tempat metropolitan tokyo, salah satu kawasan perkotaan paling besar di dunia, memiliki penduduk sekitar 38 juta jiwa. Daerah ini memiliki luas sekitar 3900 kilometer persegi.





Berdasarkan data diatas, berapa kepadatan penduduk daerah metropolitan Tokyo?





38.000.000/3900 = 9743 jiwa per kilometer persegi





Berdasarkan hitungan diatas, ditemukan bahwa tempat perkotaan tersebut memiliki kepadatan masyarakatsekitar 9743 jiwa per kilometer persegi. Sebuah kepadatan yang dapat dianggap tinggi.





 



Latihan Mengitung Kepadatan Penduduk Campuran





Diketahui, sebuah kawasan memiliki luas total 45 km persegi, 10% nya merupakan lahan pertanian sedangkan sisanya yakni kawasan perkotaan dan pabrik.





Terdapat 100.000 orang yang tinggal di wilayah tersebut, 40% nya adalah pekerja pabrik, 30% nya adalah pekerja kantoran, 15% nya yaitu pekerja jasa dan pemerintahan, dan sisanya yaitu petani.





Berapa kepadatan masyarakatfisiologis, agraris, dan juga aritmatis daerah tersebut?





Kepadatan masyarakatfisiologis 100.000/4,5 = 22.222 jiwa/km persegi





Kepadatan masyarakatagraris 15.000/4,5 = 3333 jiwa/km persegi





Kepadatan masyarakataritmatik 100.000/45 = 2222 jiwa/km persegi





Bagaimana, sudah cukup jelas bukan apa saja yang harus dihitung dan bagaimana cara menghitungnya?





Sekarang, kalian sudah mampu menghitung kepadatan penduduk sebuah kawasan dikala kalian melakukan penelitian atau kajian kependudukan di sebuah tempat.





 



Referensi





Waugh, David (2014). Geography an Integrated Approach, Fourth Edition. Oxford University Press



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon