Selasa, 23 Juni 2020

Frasa: Pemahaman, Ciri, Jenis, Beserta Contohnya


Kata frasa mungkin telah tidak asing lagi di telinga kita. Tanpa disadari, frasa sangat erat dengan kehidupan sehari-hari. Bahkan, frasa sering dipakai dalam percakapan keseharian.





Namun, tak sedikit juga yang masih belum paham dan mengetahui apa itu frasa serta bagaimana manfaatnya.





Sebagai makhluk sosial, manusia tidak mungkin terlepas dari aktivitas berkomunikasi setiap harinya. Dalam berkomunikasi, manusia perlu menggunakan bahasa untuk saling berinteraksi.





Melalui bahasa, manusia dapat memberikan gagasannya, menyalurkan emosinya, mendeskripsikan suatu hal, serta menyampaikan gosip kepada manusia lainnya.





Betapa pentingnya bahasa bagi kehidupan insan. Mempelajari bahasa pun semestinya tidak setengah-setengah.





Untuk mendapatkan pemahaman yang optimal, diharapkan mempelajari bahasa dari satuan yang kecil, seperti frasa yang hendak dibahas dibawah ini.






Pengertian Frasa





Frasa adalah satuan linguistik yang lebih besar dari kata namun lebih kecil dari klausa, yang mana merupakan campuran dari dua kata atau lebih yang mengandung satu makna gramatikal.





Berbeda dengan kalimat, frasa tidak memiliki predikat. Oleh alasannya itu, frasa tidak dapat membentuk kalimat tepat. Meski begitu, gabungan dari beberapa frasa mampu membentuk kalimat yang tepat.





Dalam suatu kalimat, frasa berkedudukan selaku fungsi sintaksis. Fungsi sintaksis lebih dikenal dengan subjek, predikat, objek, pelengkap (embel-embel), dan informasi.





Misalnya, dalam suatu kalimat yang berisikan S-P-O, frasa dapat mengisi kalimat tersebut dengan berfungsi sebagai subjek, predikat, atau objek.





 



Ciri-Ciri Frasa





Ciri-ciri frasa




Berbeda dengan klausa, frasa mempunyai ciri khusus yang pastinya tidak dimiliki oleh klausa atau pun kalimat. Ciri-ciri ini mampu kalian pakai untuk membedakan frasa dengan kalimat ataupun klausa lainnya.





Berikut ini yaitu ciri-ciri yang cuma dimiliki oleh frasa





  • Setidaknya berisikan dua kata atau lebih
  • Memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat
  • Wajib mengandung satu makna gramatikal
  • Bersifat nonpredikatif atau tanpa predikat
  • Frasa menduduki satu fungsi sintaksis dalam sebuah kalimat




Jika kalian menyaksikan ciri-ciri tersebut dalam sebuah kalimat, maka kalian mampu percaya bahwa itu yaitu sebuah frasa.





 



Jenis-Jenis Frasa dan Contohnya





Jenis-jenis frasa sangat bermacam-macam. Hal tersebut bergantung pada sifat frasa itu sendiri, seperti komponen inti, fungsi, makna, distribusi bagian, atau kedudukannya.





Dibawah ini, kita akan membahas banyak sekali sistem untuk membedakan serta mengklasifikasikan frasa sesuai dengan sifat yang sudah dijelaskan diatas,





Frasa Berdasarkan Unsur Inti





Frasa berdasarkan unsur intinya




Berdasarkan unsur intinya, frasa terbagi menjadi 7 kategori ialah





  1. Frasa Verba
  2. Frasa Nomina
  3. Frasa Adjektiva
  4. Frasa Adverbia
  5. Frasa Numeralia
  6. Frasa Preposisional
  7. Frasa Konjungsi




Agar kalian lebih paham ketujuh jenis unsur inti diatas, maka akan dibahas secara lebih rincian dibawah ini





Frasa Verba





Frasa verba adalah frasa yang mengandung bagian inti kata kerja dan mampu dipakai sebagai substitusi kata kerja dalam sebuah kalimat.





Umumnya, frasa verba memakai kata sedang, akan, gres, dan atau telah. Kata-kata ini menerangkan tentang kegiatan yang dilaksanakan seseorang.





Tetapi, alasannya adalah frasa verba menjelaskan kata kerja, maka tidak boleh menggunakan kata sangat, sukar payah atau apapun itu yang menerangkan effort atau perasaan dikala melaksanakan.





Berikut adalah contoh-contoh penggunaan frasa verba





  • Adik sedang bermain
  • Kakak sudah belajar matematika
  • Mereka akan berlibur
  • Ayah baru pulang




 



Frasa Nomina





Frasa nomina yaitu frasa yang mengandung bagian inti kata benda dan mampu dipakai sebagai pengganti kata benda dalam suatu kalimat. Adapun teladan fasa nomina yaitu selaku berikut:





  • Rumah beling
  • Ayam putih
  • Kado ulang tahun
  • Pintu kayu




 



Frasa Adjektiva





Frasa adjektiva yakni frasa yang mengandung bagian inti kata sifat dan dapat berfungsi sebagai kata sifat dalam sebuah kalimat.





Umumnya, frasa adjektiva berfungsi menyatakan kualitas yang diberi pengutamaan dengan penambahan kata sungguh, agak, terlalu, cukup, paling, dan harus.





Selain itu, frasa adjektiva juga mampu menggabungkan 2 kata yang saling berhubungan. Berikut pola dari frasa adjektiva:





  • Sangat elok
  • Agak anyir
  • Paling berakal
  • Tampan rupawan
  • Baik hati
  • Damai sejahtera




 



Frasa Adverbia





Frasa adverbia ialah frasa yang mengandung bagian inti kata informasi dan mampu sebagai substitusi kata keterangan dalam suatu kalimat. Contoh frasa adverbia ialah sebagai berikut:





  • Tadi sore
  • Minggu depan
  • Hampir akhir
  • Begitu indah




 



Frasa Numeralia





Frasa numeralia adalah frasa yang terbentuk dari kata bilangan. Frasa ini mengungkapkan jumlah, kuantitas, dan urutan dalam suatu deret. Terdapat 2 jenis frasa numeralia, adalah:





  • Frasa numeralia modifikatif, yakni frasa yang menyebutkan satuannya secara terang, mirip satu grosir, tujuh hari, lima kilogram, empat ekor, dan lain sebagainya.
  • Frasa numeralia koordinatif, adalah frasa yang tidak menyebutkan satuan, mirip tiga, empat hingga enam, dua atau tiga, puluhan sampai ratusan, dan lain sebagainya.




 



Frasa Preposisional





Frasa preposisional merupakan frasa yang mengandung preposisi dan objek preposisional yang mampu berperan selaku kata keterangan dalam sebuah kalimat.





Pada frasa preposisional terdapat pengutamaan pada kata depan, ialah pada kata di, ke, untuk, kepada, dari, dan sebagainya.





Berikut yaitu pola-pola dari penggunaan frasa preposisional





  • Untuk itu, saya sampaikan bahwa protokol kesehatan arus tetap dilaksanakan
  • Kepada para tamu ajakan, mami persilahkan untuk menikmati sajian yang telah disiapkan
  • Atas perhatiannya, kami ucapkan terimakasih
  • Dari pengalaman tersebut, aku tegaskan bahwa mengenakan masker yaitu wajib hukumnya.
  • Anak-anak sedang bermain tugas di ruang kelas




 



Frasa Konjungsi





Frasa konjungsi ialah frasa yang mengandung konjungsi atau kata sambung. Berikut ini yaitu teladan frasa konjungsi:





  • Ketika hujan jalanan menjadi licin
  • Nanti malam ada pertarungan bola disiarkan di televisi
  • Masa depan bawah umur sangatlah berguna




 



Frasa Berdasarkan Distribusi Unsur





Frasa berdasarkan distribusi unsur




Jika dibedakan menurut distribusi unsurnya, maka frasa dapat dibagi menjadi 2 jenis adalah





  • Frasa endosentrik
  • Frasa eksosentrik




Agar kalian lebih paham, dibawah ini akan diterangkan secara lebih rinci tentang kedua jenis frasa tersebut





Frasa Endosentrik





Frasa endosentrik ialah frasa yang memiliki konstituen inti yang mempunyai relasi ataupun kesetaraan dengan konstituen lainnya yang ada pada rangkaian kalimat tersebut.





Secara biasa terdapat 3 jenis frasa endosentrik yaitu frasa endosentrik atributif, apositif, dan koordinatif.





Frasa endosentrik atributif terdapat 2 kata atau lebih, yang mempunyai fungsi Menerangkan-Diterangkan (MD) atau Diterangkan-Menerangkan (DM). Contoh dari penggunaan frasa endosentrik atributif ialah





  • Baju biru (DM)
  • Empat botol (MD)
  • Anak ayam (DM)




Frasa endosentrik apositif yaitu kata-kata endosentrik yang mampu dipisahkan antara D dengan M nya. Contoh penggunaan frasa endosentrik apositif antara lain yaitu





  • Bandung, Kota Kembang
  • Malang, Kota Apel




Sedangkan, untuk frasa endosentrik koordinatif yaitu frasa yang mempunyai dua komponen D (diterangkan). Contohnya yaitu





  • Ayah Ibu
  • Kakek nenek
  • Kakak Adik




 



Frasa Eksosentrik





Frasa eksosentrik yakni frasa yang tidak memiliki bagian inti. Karena tidak memiliki komponen inti, maka kalimat ini tidak dapat dipenggal-penggal ataupun dibeda-bedakan.





Secara umum, terdapat 3 bentuk frasa eksosentrik yang biasanya digunakan dalam suatu kata-kata. 3 bentuk frasa tersebut antara lain ialah frasa eksosentris direktif, non-direktif, dan konektif.





Frasa eksosentrik direktif adalah frasa eksosentrik yang menggabungkan kata depan dengan kata benda. Disini, konjungsi berada di permulaan kata benda. Contohnya adalah pada kata ke bandung.





Frasa eksosentrik non direktif adalah fraksa eksosentrik yang terdiri atas dari benda yang digabung dengan kata-kata tertentu mirip si, sang, para, dan sejenisnya. Contohnya adalah para pejuang, sang jagoan, si hitam.





Sedangkan, frasa eksosentrik konektif yaitu frasa eksosentrik yang merupakan hasil campuran kata benda dengan kata lekas, secepatnya, ketika, akan, dan sejenisnya. Intinya, disini berupaya untuk mengkoneksikan kata benda tersebut. Contohnya ialah lekas sembuh, secepatnya berangkat, dan akan tiba.





 



Frasa Berdasarkan Kedudukannya





Frasa berdasarkan kedudukannya




Jika dilihat berdasarkan kedudukannya, maka frasa setidaknya dapat dibagi menjadi jenis 2 ialah frasa yang setara dan frasa setara yang bertingkat.





Frasa Setara





Frasa setara yaitu frasa yang antar katanya memiliki unsur yang setara. Contoh dari frasa setara antara lain adalah





  • Muda mudi
  • Asal undangan
  • Suka cita
  • Riang bangga




 



Frasa setara Bertingkat





Frasa setara bertingkat merupakan frasa yang antar katanya mempunyai bagian yang tidak setara atau mempunyai tingkatan-tingkatan tertentu.





Berikut yaitu contoh dari frasa setara bertingkat





  • Cincin emas
  • Berjalan kaki
  • Rambut keriting
  • Cinta lokasi




 



Frasa Berdasarkan Satuan Makna Unsur Pembentuk





Frasa berdasarkan satuan unsur makna pembentuknya




Setiap frasa memiliki makna yang berbeda-beda. Hal tersebut bergantung pada unsur pembentuk dan konteks kalimatnya.





Berdasarkan maknanya, frasa dapat dibagi menjadi 3 macam yang antara lain adalah





  • Frasa biasa
  • Frasa idiomatik
  • Frasa ambigu




Agar kalian lebih paham perihal ketiga jenis frasa diatas, akan dibahas secara lebih lanjut dibawah ini





Frasa Biasa





Frasa biasa merupakan frasa yang terbentuk dari makna denotasi (makna bantu-membantu). Berikut ini ialah contoh penggunaan frasa biasa





  • Susu cokelat
  • Baju hijau
  • Celana panjang




 



Frasa Idiomatik





Frasa idiomatik yakni frasa yang bermakna tidak sesungguhnya atau memiliki konotasi tertentu.





Berikut ini yaitu teladan dari penggunaan frasa idiomatik





  • Ayah membawa buah tangan sepulangnya dari kantor
  • Paman kebakaran jenggot sebab kehilangan dompetnya
  • Anak ini mempunyai sifat rendah hati




 



Frasa Ambigu





Frasa ambigu ialah frasa yang memiliki makna ganda, hingga mampu menimbulkan keraguan. Oleh alasannya adalah itu, frasa-frasa ambigu biasanya memerlukan penjelasan yang lebih.





Berikut ini ialah teladan penggunaan frasa ambigu yang mungkin kalian sering dengar dalam kehidupan sehari-hari





  • Memberi tahu (memberikan berita atau memberi makanan tahu)
  • Gigit jari (menggigit jari atau putus asa)
  • Kambing hitam (kambing berwarna hitam atau orang yang selalu disalahkan)


Sumber ty.com


EmoticonEmoticon