Rabu, 04 November 2020

Inflasi

Belakangan ini kita sering mendengar ungkapan inflasi disebut dikala orang-orang sedang membahas perihal keadaan ekonomi Indonesia dan dunia. Namun, apa sih bekerjsama inflasi? apakah telah sempurna pemakaian istilahnya?


 



Definisi Inflasi


Inflasi ialah keadaan dimana nilai tukar uang kepada barang-barang mengalami penurunan atau alasannya adalah barang-barang mengalami kenaikan harga, sedangkan deflasi yakni kebalikannya, yaitu keadaan dimana barang-barang mengalami penurunan harga, dan nilai tukar uang menguat.


Inflasi terjadi alasannya terdapat ajakan yang tinggi kepada barang atau jasa, sehingga jumlah mereka menjadi terbatas. Kondisi suplai barang atau jasa dapat dipengaruhi banyak hal: Musim kemarau yang panjang dapat menyebabkan gagal panen sehingga komoditas agrikultur tertentu menjadi langka dan dihargai sangatlah mahal; cepatnya laju pembangunan infrastruktur oleh pemerintah mampu menimbulkan kelangkaan materi bangunan; sulitnya transportasi seperti pada tempat pedalaman dan kawasan perbatasan mampu menyebabkan kurangnya stok komoditas tertentu sehingga meningkatkan harga mereka, dan lain-lain.


Pada kondisi ini, konsumen condong mau untuk mengeluarkan uang mahal demi menerima barang atau jasa tersebut, sehingga produsen dapat mengembangkan harga untuk menerima laba lebih.


Inflasi juga mampu disebabkan oleh terlalu banyaknya uang yang beredar di masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan produsen dan penjual untuk mengembangkan harga produk supaya menerima untung maksimal. Uang yang terlampau banyak dapat disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang salah seperti suku bunga minus dan pencetakan uang.


Uang yang terlampau banyak beredar di penduduk berkorelasi dengan velocity of money yang semakin cepat. Oleh alasannya itu velocity of money mampu menjadi salah satu indikator adanya inflasi.


Faktor Penyebab Inflasi



  1. Meningkatnya jumlah duit yang beredar

  2. Menurunnya permintaan untuk uang

  3. Menurunnya suplai produk atau jasa yang dapat dibeli

  4. Meningkatnya seruan untuk produk atau jasa



Cost Push Inflation


File:As AD cost push.svg
Ilustrasi Cost Push Inflation


Cost push inflation terjadi dikala inflasi disebabkan oleh meningkatnya ongkos bikinan. Ketika produsen telah berada pada kondisi produktivitas maksimal, peningkatan ongkos bikinan tidak mampu dimitigasi dengan meningkatkan bikinan barang, oleh sebab itu ongkos tersebut dibebankan terhadap pembeli, dalam bentuk kenaikan harga barang, atau disebut inflasi.


Contoh dari cost push inflation yaitu peningkatan harga minyak yang menyebabkan harga barang-barang pokok menjadi naik pula. Hal ini terjadi alasannya adalah minyak ialah komoditas yang sangat penting bagi industri, nyaris semua lini industri menggunakan minyak untuk melaksanakan kegiatan sehari-harinya. Ketika kegiatan sehari-hari mereka menjadi lebih mahal untuk dilakukan alasannya adalah harga minyak meningkat, mereka pun akan mengembangkan harga produk demi menjaga margin keuntungan



Demand Pull Inflation



Inflasi ini lazimnya terjadi dikala ada permintaan terhadap sebuah barang yang melebihi suplai barang tersebut, hal ini menimbulkan barang tersebut menjadi langka alasannya dicari banyak orang. Seperti yang kita ketahui pada ekonomi dasar, kelangkaan akan memajukan harga barang, sehingga barang tersebut menjadi sangatlah mahal.


Menurut teori Keynesian, ketika perusahaan mengembangkan jumlah pekerja yang beliau pekerjakan, maka usul pun akan meningkat karena semakin banyak orang yang berkembangkesejahteraannya.


Meningkatnya ajakan akan menimbulkan perusahaan membuka lapangan pekerjaan lagi untuk memajukan bikinan, sehingga seruan pun akan kian tinggi pula, hal ini akan berulang terus menerus sampai terjadi diseconomies of scale atau saat kenaikan output tidak sepadan dengan peningkatan demand.


Pada grafik diatas, kita dapat menyaksikan bahwa AD (permintaan agregat) meningkat lebih singkat dari level produksi (y1, y2, y3), sehingga harga produk terus meningkat (p1, p2, p3). Pada mulanya, saat perusahaan membuka lapangan pekerjaan, pengangguran akan menurun, hal ini dilambangkan dengan AD1 bergerak ke AD2, usul akan berkembangsehingga buatan pun meningkat y1 ke y2.


Peningkatan usul ini akan memaksa perusahaan untuk membuka lapangan pekerjaan lagi, AD2 ke AD3, tetapi pertambahan bikinan yang ada adalah y2 ke y3 tidak sepadan dengan pertambahan harga p2 ke p3, fenomena tersebut dinamakan inflasi demand pull.


 


Apakah Inflasi Baik?


Jawabannya yakni mungkin. Ada saat dimana inflasi menjadi baik bagi ekonomi, ada pula ketika dimana inflasi sangat jelek bagi ekonomi.


Inflasi baik untuk ekonomi ketika terjadi dalam jumlah yang masuk akal, federal reserve Amerika Serikat memasang target inflasi 2%, bila lebih dari itu, maka dianggap mencemaskan dan butuh perhatian lebih.


Inflasi akan meningkatkan demand dari penduduk sebab mereka berfikir bahwa di era depan harga barang akan meningkat, sehingga lebih baik berbelanja barang tersebut sekarang. Hal ini membuat toko-toko dapat memasarkan lebih banyak barang, pabrik dapat memproduksi lebih banyak barang, dan juga mampu mempekerjakan lebih banyak orang, sehingga tercipta suatu virtouous cycle yang mau menunjang kemajuan ekonomi. Pada masalah ini, inflasi mampu meningkatkan produk domestik bruto sebuah negara secara signifikan.


Inflasi juga mampu menurunkan risiko terjadinya deflasi, yaitu ketika harga barang-barang turun. Ketika terjadi deflasi, orang-orang akan condong tidak membeli barang, mereka akan menunggu hingga barang tersebut turun lebih jauh sebelum berbelanja. Hal ini meminimalkan usul akan suatu produk, sehingga toko-toko akan gulung tikar dan pabrik terpaksa melaksanakan pemutusan ikatan kerja pada pekerjanya.


Penangguran yang berkembangakan menyebabkan terjadinya deflasi honor, sehingga gaji pun menurun drastis. Pekerja kini mempunyai uang lebih sedikit untuk membeli barang sehingga undangan makin menurun, membuat vicious cycle yang dapat menghancurkan ekonomi sebuah negara.


Inflasi juga berbahaya bagi ekonomi dikala angkanya melebihi sasaran pemerintah. Inflasi yang terlalu tinggi melambangkan perkembangan ekonomi yang terlampau cepat, harga barang meningkat lebih cepat dibandingkan kenaikan honor pekerja, sehingga usang kelamaan, para pekerja tidak mampu berbelanja produk.


 


Cara Mengurangi Inflasi


Inflasi mampu dikurangi dengan menggunakan kebijakan moneter kontraksi ialah meminimalkan suplai uang yang beredar di masyarakat. Contoh dari kebijakan moneter kontraksi ini adalah peningkatan suku bunga di bank dan peningkatan yield dari surat hutang negara, sehingga penduduk lebih condong untuk menyimpan duitnya dalam kendaraan investasi tersebut dibandingkan menggunakannya untuk berbelanja.


Pemerintah juga mampu memaksa bank untuk meminimalkan santunan yang mereka berikan kepada penduduk . Hal ini penting alasannya bila masyarakat memiliki terlampau banyak uang, demand mereka pun akan semakin tinggi, alasannya adalah jumlah produk yang ada terbatas, harganya pun akan berkembangdrastis.


 


Referensi


Wikipedia, Cost-Push Inflation


Wikipedia, Demand-Pull Inflation


The Balance, Why is Inflation Good


Investopedia, What Methods Can the Government Use to Control Inflation



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)