Sabtu, 24 April 2021

Fase – Fase Bulan Beserta Penjelasannya


Bulan menjadi satu – satunya satelit alami yang dimiliki bumi. Orbit bulan mengelilingi bumi dengan lintasan oval. Revolusi bulan mengelilingi bumi menjadi dasar dari sistem penanggalan hijriah (disebut juga sistem penanggalan komariah). Adanya revolusi bulan inilah yang juga membuat bentuk bulan yang terlihat berbeda pada waktu tertentu.





Bulan tidak memiliki cahaya sendiri. Sinar bulan yang terlihat dari bumi merupakan sinar matahari yang dipantulkan oleh bulan. Bentuk bulan beberapa kali akan terlihat berbeda. Kondisi tersebut bukan dikarenakan bentuk bulan yang berubah. Bentuk bulan yang terlihat berbeda dari bumi dikarenakan hanya bagian bulan yang mendapat sinar matahari. Sisi bulan yang tidak mendapat sinar matahari tidak terlihat dari bumi. Setidaknya ada lima bentuk bulan berbeda yang terjadi dalam satu periode putaran bulan. Kelima bentuk tersebut meliputi bulan baru, sabit, perbani, cembung, dan purnama. Bentuk bulan yang berbeda terlihat pada setiap fase – fase bulan.





Bentuk Bulan pada Setiap Fase - Fase Bulan




Bagaimana bentuk bulan pada seiap fasenya? Bagaimana penjelasan fase – fase bulan? Sobat idschool dapat mencari tahu lebih lanjut melalui ulasan di bawah.





Baca Juga: Tahapan Terjadinya Gerhana Bulan (Total, Sebagian, Penumbra)





Bentuk Bulan pada Setiap Fase – Fase Bulan





Revolusi bulan membuat bentuk bulan terlihat berbeda dari permukaan bumi. Bentuk bulan yang berbeda ini kemudian disebut sebagai fase – fase bulan. Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa ada bentuk bulan yang lima fase bulan yang terjadi pada satu kali periode bulan mengelilingi bumi (revolusi bulan). Kelima fase tersebut adalah bulan baru (new moon), bulan sabit (waxing crescent dan waning crescent), perbani (first quarter dan third quarter), cembung (waning gibbous dan waxing gibbous), dan purnama. Penjelasan masing – masing bentuk dan fase bulan diberikan pada ulasan berikut.





Fase - Fase Bulan




1. Bulan Baru (New Moon)





Bulan baru disebut juga bulan mati merupakan fase bulan pertama. Fase bulan baru ini terjadi pada saat Bulan berada antara Matahari dan Bumi dalam posisi sejajar. Bulan baru biasanya terjadi pada siang hari sehingga tidak dapat melihatnya karena sinar matahari lebih terang.





Pada fase bulan ini, bagian permukaan bulan yang terkena sinar matahari matahari berada di bagian belakang (permukaan bulan yang tidak menghadap bumi). Bagian bulan yang lain yaitu bagian yang tidak mendapat sinar matahari menghadap Bumi. Sehingga, bentuk bulan pada fase pertama tidak terlihat seluruhnya.





2. Bulan Sabit (Waxing Crescent dan Waning Crescent)





Sinar matahari mengenai bagian bulan yang menghadap bumi semakin bertambah pada pekan pertama awal fase bulan. Pada fase bulan sabit, bagian bulan yang mendapat sinar matahari kurang dari setengahnya.





Bentuk bulan sabit yang terlihat dari bumi dapat terlihat saat dua fase yaitu fase waxing crescent (bulat sabit awal) dan waning crescent (bulat sabit akhir). Bentuk bulan pada fase waxing crescent dan waning crescent terlihat mirip dari permukaan bumi. Perbedaan antara keduanya terlihat pada kekuatan sinar yang dipancarkan bulan. Pada fase bulan sabit akhir atau waning crescent, sinar bulan semakin memudar karena sinar matahari semakin menjauh dari posisi menerangi bulan yang bisa terlihat dari bumi.





3. Bulan Perbani (Kuartal Pertama/First Quarter dan Seperempat Ketiga/Third Quarter)





Bentuk bulan perbani dalam satu peride fase bulan terjadi dalam dua fase yaitu pada kuartal pertama (first quarter) dan seperempat ketiga (third quarter). Fase bulan ini terjadi ketika bulan berada pada sudut 90o antara bumi dan matahari. Pada fase ini, bentuk Bulan dari permukaan bumi terlihat setengah bulan terang dan setengah bulan dalam bayangan. Sehingga, fase bulan perbani biasa juga disebut sebagai fase setengah bulan.





Pada fase ini, posisi bulan yang menyebabkan pasang air laut terendah/surut yang disebut disebut pasang perbani. Peristiwa tersebut disebabkan posisi matahari, bumi, dan bulan membentuk sudu 90⁰ sehingga gaya tarik bulan dan matahari tidak optimal.





4. Bulan Cembung (Waxing Gibbous dan Waning Gibbous)





Bentuk bulan cembung terlihat hampir pada seluruh bagian bulan yang menghadap bumi. yang disinari oleh matahari terlihat bersinar. Bentuk bulan cembung dapat terlihat dalam dua fase pasa satu periode fase bulan yaitu pada bagian awal (waxing gibbous) dan bagian akhir (waning gibbous).





Bentuk bulan cembung pada fase waning gibbous dan fase waxing gibbous terlihat sama. Meskipun demikian, fase waxing gibbous dan waning gibbous memiliki perbedaan. Pada fase waxing gibbous, sebagian kecil pada sisi kiri bulan terlihat gelap. Sedangkan pada fase waning gibbous ini, sebagian kecil pada sisi kanan bulan terlihat gelap. Bagian gelap tersebut merupakan bagian permukaan bulan menghadap bumi yang tidak mendapat sinar matahari.





5. Bulan Purnama (Full Moon)





Pada bulan purnama, bulan, bumi, dan matahari juga berada pada posisi yang sejajar seperti bulan baru. Posisi pada fase ini bulan berada pada sisi yang berlawanan dari bumi sehingga seluruh bagian bulan yang diterangi matahari menghadap ke bumi. Bagian yang tidak diterangi tersembunyi sepenuhnya.





Bulan purnama biasanya terjadi di antara hari ke – 14  dan hari ke – 15 dalam kalender lunar.





Pada fase ini, posisi bulan menyebabkan pasang air laut terbesar di bumi yang disebut pasang purnama. Peristiwa tersebut terjadi karena posisi matahari, bumi, dan bulan berada pada satu garis lurus. Kondisi tersebut menyebabkan gaya tarik bulan dan matahari menjadi optimal, sehingga permukaan bumi mengalami pasang tertinggi.





Ringkasnya, urutan fase – fase bulan dalam satu periode diberikan seperti daftar berikut.





  1. New Moon (Bulan Baru)
  2. Waxing Crescent (Bulan Sabit Awal)
  3. First Quarter (Bulan Perbani)
  4. Waxing Gibbous (Bulan Cembung Awal)
  5. Full Moon (Bulan Purnama)
  6. Waning Gibbous (Bulan Cembung Akhir)
  7. Third Quarter (Bulan Perbani)
  8. Waning Crescent (Bulan Sabit Akhir)




Baca Juga: Gerhana Matahari Total, Cincin, dan Sebagian





Contoh Soal dan Pembahasan





Beberapa contoh soal di bawah dapat membantu sobat idschool dalam memahami materi fase – fase  bulan. Setiap contoh soal dilengkapi dengan pembahasan soal. Pembahasan tersebut dapat sobat idschool gunakan sebagai tolak ukur keberhasilan mengerjakan soal. Selamat Berlatih!





Contoh 1 – Soal Menentukan Nama Fase Bulan yang Tepat Berdasarkan Gambar





Perhatikan gambar berikut!





Contoh Soal Menentukan Fase Bulan yang Tepat Bedasarkn Gambar




Fase bulan sabit ditunjukkan oleh posisi bulan nomor ….
A. 1 dan 5
B. 2 dan 8
C. 3 dan 7
D. 4 dan 6





Pembahasan:





Keterangan bentuk bulan dan nomor yang sesuai pada fase – fase bulan pada soal diberikan seperti daftar berikut.





  • Bulan baru: nomor 1
  • Bulan Sabit: nomor 2 dan nomor 8
  • Bulan Perbani: nomor 3 dan 7
  • Bulan Cembung: nomor 4 dan nomor 6
  • Bulan Purnama: nomor 5




Jadi, fase bulan sabit ditunjukkan pada nomer 2 dan 8.





Jawaban: B





Contoh 2 – Soal Pengaruh Fase Bulan pada Kondisi Permukaan Bumi





Perhatikan gambar di bawah ini!





Contoh Soal Fase - Fase Bulan




Kedudukan bulan yang menyebabkan pasang air laut tertinggi ditunjukkan oleh nomor ….
A. 1) dan 2)
B. 1) dan 3)
C. 1) dan 4)
D. 2) dan 4)





Pembahasan:





Gravitasi bulan mempengaruhi kondisi pasang surut surut air laut pada permukaan bumi. Posisi bulan yang menyebabkan pasang air laut terbesar terjadi saat berada pada satu garis dengan matahari dan bumi. Posisi matahari, bumi, dan bulan berada pada satu garis lurus akan menyebabkan gaya tarik bulan dan matahari menjadi optimal.





Kondisi tersebut terjadi pada fase bulan purnama (nomor 1) dan bulan baru (nomor 3).





Jawaban: B





Contoh 3 – Soal Fase Bulan





Waktu yang dibutuhkan oleh bulan mulai dari fase bulan baru hingga bulan purnama adalah sekitar ….
A. 30 hari
B. 29 hari
C. 15 hari
D. 1,5 hari





Pembahasan:





Fase bulan purnama terjadi pada sekitar hari ke – 14 atau ke – 15 dari fase bulan baru. Jadi, waktu yang dibutuhkan oleh bulan mulai dari fase bulan baru hingga bulan purnama adalah sekitar 15 hari.





Jawaban: C





Demikianlah ulasan materi fase – fase bulan yang menyebabkan bentuk permukaan bulan terlihat berbeda. Bentuk bulan pada fase – fase bulan tersebut meliputi bulan baru (new moon), sabit (waxing crescent dan waning crescent), cembung (waxing gibbous dan waning gibbous), perbani (first quarter dan third quarter), dan purnama.





Terimakasih sudah mengunjungi idschool(dot)net, semoga bermanfaat.





Baca Juga: Perbedaan Sistem Penanggalan Masehi dan Hijriah



Sumber gini.com


EmoticonEmoticon