Jumat, 18 Desember 2020

Apa Itu Cybersquatting Dan Mengapa Orang Melakukannya?

  Dengan Internet menjadi titik fokus dalam gaya hidup kita, sungguh penting bagi bisnis untuk menciptakan website yang terlihat profesional. Ini termasuk alamat URL yang bertindak selaku titik kanal pertama ke online home. Sayangnya, cybersquatters juga mengerti nilai sebuah URL. Saat cybersquatter bertindak lebih cepat ketimbang bisnis, mereka mampu menjadi gangguan yang positif. Apa Itu Cybersquatting? Cybersquatting adalah mendaftarkan, memasarkan, atau memakai nama domain dengan tujuan mendapatkan laba dari niat baik trademark (merek dagang) orang lain. Ini lazimnya mengacu pada praktik membeli nama domain yang memakai nama bisnis yang ada dengan maksud untuk memasarkan nama untuk menerima laba bagi bisnis tersebut. Untuk mengetahui cybersquatting, mari kita lihat misalnya. Katakanlah sebuah studio film yang mau tiba sangat bersemangat untuk merilis film pertamanya dengan judul Tanjung Bunga. Kampanye pemasaran mereka meliputi website yang mampu dikunjungi orang untuk mengenali detailnya. Nama yang terang untuk situs web ini yakni www.tanjungbunga.com. Idealnya, perusahaan akan memesan URL tersebut sebelum mengumumkan film tersebut. Namun, jika studio menginformasikan film tersebut sebelum mendaftarkan domainnya, mereka mungkin akan mengetahui bahwa domain film tersebut telah dibeli meskipun mereka memeriksa ketersediaannya sebelum menginformasikan film tersebut. Ada banyak argumentasi mengapa URL tersebut menghilang, namun tersangka khususnya yakni cybersquatter yang membeli domain sebelum studio melakukannya. Mengapa Orang Melakukan Itu? Mungkin tampakkekanak-kanakan untuk mendaftarkan URL sebelum perusahaan melakukannya, namun kenyataannya jauh lebih buruk dibandingkan dengan lelucon sederhana. Cybersquatter profesional mencuri URL tersebut alasannya adalah satu alasan; ya alasannya adalah uang. Jika suatu perusahaan sudah ditolak URL opsi mereka, mereka memiliki dua opsi. Yang pertama yakni berbelanja URL yang berlainan dan berharap pengguna tidak menjajal mengunjungi situs cybersquatter. Orang-orang yang mendengar perihal Tanjung Bunga pasti akan menjajal "www.tanjungbunga.com" untuk menemukan informasi lebih lanjut, dan itu hanya bertemu dengan situs apapun yang dipasang oleh cybersquatter. Jalan kedua adalah menjajal menangani cybersquatter itu sendiri. Di sinilah cybersquatting terbayar. Jika perusahaan cukup putus asa untuk mendapatkan URL tersebut, cybersquatter mampu menyebutkan harga dan memaksa perusahaan untuk merogoh kantong mereka. Hal ini menciptakan cybersquatting menjadi usaha yang berpotensi menguntungkan. Bentuk Cybersquatting Lainnya Cybersquatting bisa datang dalam banyak sekali bentuk. Katakanlah studio Tanjung Bunga sukses berbelanja domain .com. Cybersquatters dapat masuk untuk mendaftarkan URL yang sama di domain yang berlawanan, mirip .co.uk, .fr, .ca, .id, dan yang lain, kalau studio menjajal menjual filmnya di negara lain. Ketika nama domain baru diperkenalkan pada tahun 2020, cybersquatters lebih cepat membuat pukulan daripada bisnis yang bekerjsama. Mirip dengan cybersquatting, "Typosquatting" mengambil URL yang mungkin diakibatkan oleh pengguna yang membuat kesalahan di URL (seperti "www.tanjungbunga.com" atau "www.thanjungbunga.com"). Bisnis kesengsem untuk menangkap kasus ini untuk mengarahkan pengguna ke situs mereka dengan lebih baik. Typosquatters mengambil ini dengan impian bahwa bisnis akan ingin menutupi kesalahan yang mungkin dilakukan orang di URL. Apakah Cybersquatting Legal? Untungnya, beberapa negara telah mencap cybersquatting selaku hal yang ilegal. Misalnya, bisnis di AS mampu menuntut menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen Anticybersquatting (ACPA) atau bekerja lewat ICANN untuk memperjuangkan domain. Sayangnya, proses aturan untuk mengklaim URL bisa mahal. Cybersquatter yang pintar akan memahami hal ini dan memberikan harga yang jauh lebih terjangkau ketimbang pergi ke pengadilan. Hal ini mendorong bisnis untuk mengeluarkan uang alih-alih melawan cybersquatter. Apa Itu Bukan Cybersquatting Saat seseorang mengambil URL yang dikehendaki bisnis, langkah-langkah itu tidak selalu cybersquatting. Agar menjadi masalah cybersquatting, mesti terang bahwa orang yang mengklaim URL tersebut melakukannya dengan niat jelek. Jika tidak, itu bukan cybersquatting. Misalnya, dalam acuan di atas, URL mungkin sudah diambil oleh sebuah sekolah "Tanjung Bunga." Foto itu mungkin diambil oleh seseorang yang memasarkan buku atau film pendek mereka sendiri yang disebut "Tanjung Bunga." Bahkan mungkin seseorang yang mengambil URL untuk menghosting situs penggemar mereka untuk studio film. Dalam masalah ini, ini bukan cybersquatting, alasannya pemilik membelinya dengan niat baik. Studio mesti bernegosiasi dengan pemilik ketika ini untuk menyaksikan apakah mereka akan menyerahkan URL tersebut. Ini biasanya dijalankan dengan mencoba mencapai akad dengan pemilik dikala ini untuk menerima URL tersebut. Meskipun terlihat seperti hal yang sepele dan lucu, cybersquatting mampu sangat menguntungkan. Dan kini anda tahu apa itu, mengapa itu dijalankan, dan apa yang mampu dikerjakan bisnis untuk mendapatkan kembali URL mereka. Pernahkah anda atau siapapun yang anda kenal, mengalami hal ini? Tinggalkan komentar anda di kolom komentar di bawah ini! Terimakasih dan GBU. BERSATU LAWAN COVID-19!!
Sumber https://mastertipsorialindo.blogspot.com


EmoticonEmoticon