Jumat, 18 September 2020

Konsep Geografi: 10 Rancangan Beserta Klarifikasi Dan Misalnya


Konsep dasar geografi yakni adonan 10 rancangan yang bertujuan untuk menjelaskan hal-hal yang terjadi di bumi dari sudut pandang geografis. Konsep ini menjadi landasan bagi pembelajaran dan sarana analisis bagi para praktisi geografi, baik di laboratorium maupun di lapangan.





Ilmu geografi sendiri ialah cabang ilmu wawasan yang membahas tentang lokasi serta dampaknya pada kegiatan-aktivitas yang ada, baik itu yang dijalankan oleh manusia, maupun oleh alam.





Dalam usahanya untuk mengerti ruang dan kaitannya dengan acara, geografi membicarakan banyak sekali macam topik mulai dari struktur bumi, tanaman dan fauna, hingga pergerakan insan.





Secara lazim, aspek geografi dibedakan menjadi dua, yaitu aspek fisik dan faktor sosial. Aspek fisik banyak membahas mengenai makhluk hidup, lingkungan dan kawasan. Sementara faktor sosial mencakup fenomena di bumi yang berkaitan dengan kehidupan manusia mirip ekonomi dan pergerakan penduduk.





Berikut ini yaitu 10 konsep geografi yang acapkali dijadikan alat untuk menganalisa, dari sudut pandang geografi, fenomena yang terjadi di kehidupan kita sehari-hari.






Konsep Lokasi





Konsep lokasi membahas mengenai letak dari obyek tersebut terhadap sebuah titik referensi
Konsep lokasi membahas mengenai letak dari obyek tersebut kepada sebuah titik rujukan




Lokasi atau letak yaitu posisi spasial suatu obyek di permukaan bumi. Secara umum, lokasi terbagi menjadi dua, adalah lokasi absolut dan lokasi relatif. Kedua jenis lokasi ini mempunyai obyek rujukan yang berlainan dan berkhasiat evaluasi yang berbeda pula.





Lokasi Absolut





Lokasi sewenang-wenang yakni letak suatu kawasan dilihat dari lintang dan bujur lokasi tersebut. Lokasi diktatorial bersifat statis dan tidak dapat diubah, karena obyek referensinya, ialah lintang dan bujur, juga tidak berganti. Perbedaan lokasi berdasargan lintang dan bujur menciptakan perbedaan iklim (garis lintang) dan perbedaan waktu (garis bujur).





Contoh lokasi absolut yaitu letak astronomis Indonesia yang terletak antara 6 derajat lintang utara hingga 11 derajat lintang selatan serta 95 derajat bujur timur sampai 141 bujur timur (6°LU-11°LS, dan 95°BT-141°BT).





 



Lokasi Relatif





Berbeda dengan lokasi sewenang-wenang, lokasi relatif mampu berganti-ubah sebab obyek referensinya ialah obyek lain yang ada di dekat obyek yang akan diteliti. Konsep lokasi relatif sungguh penting sebab dalam geografi, kita mengenal aturan Tobler yang menyatakan bahwa sebuah obyek niscaya mempunyai dampak pada obyek disekitarnya.





Contoh lokasi relatif yakni saat kita menerangkan lokasi rumah sobat kita. Kita lazimnya memakai ungkapan, lurus terus, kemudian belok kanan di per-empatan, nanti ada gapura masuk ke situ aja, rumahnya di sebelah masjid.





Semua kode yang kita berikan sungguh tergantung dengan obyek lain, per-empatan, gapura, masjid. Ketika obyek-obyek tersebut sudah tidak ada, maka akan sangat sukar untuk memperoleh rumah sahabat kita tadi. Ini ialah salah satu kelemahan lokasi relatif.





Contoh lainnya ialah lokasi geografis negara Indonesia yang terletak di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, serta Benua Asia dan Benua Australia.





 



Konsep Jarak





Konsep jarak membahas mengenai ruang yang harus ditempuh untuk mencapai suatu objek
Konsep jarak membahas tentang ruang yang harus ditempuh untuk mencapai sebuah objek




Konsep jarak yaitu konsep yang menjelaskan ruang yang harus ditempuh atau usaha yang mesti diberikan untuk meraih sebuah lokasi tertentu. Sama seperti lokasi, secara lazim terdapat dua jenis jarak ialah jarak diktatorial dan jarak relatif.





Jarak Absolut





Jarak diktatorial adalah jarak antar lokasi yang dinotasikan dalam satuan panjang, mirip meter, kilometer, atau mil. Konsep jarak diktatorial bersifat tetap dan tidak mampu diubah-ubah, sama seperti lokasi absolut.





Contoh dari penerapan jarak otoriter ialah dikala kita ingin menyatakan jarak antar kota, contohnya jarak antara Jakarta dan Bandung itu sekitar 300 km lho, atau nanti kita bermalam di rumah Tono saja, jaraknya akrab dengan sekolah, cuma 1 km.





 



Jarak Relatif





Berbeda dengan jarak diktatorial, jarak relatif tidak diukur menurut satuan panjang, tetapi diukur berdasarkan satuan waktu. Jarak relatif menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan perjalanan dari satu daerah ke kawasan lainnya.





Contoh dari penerapan jarak relatif adalah Jakarta ke Surabaya membutuhkan waktu 15 jam jika memakai kereta, namun cuma 3 jam jika memakai pesawat atau Jangan di rumah Tono ah nginepnya, itu di depan rumahnya macet, ke sekolah saja mampu 20 menit sendiri.





 



Konsep Keterjangkauan





Konsep keterjangkauan membicarakan mengenai seberapa gampang suatu lokasi dapat diakses. Contoh pembangunan yang mementingkan keterjangkauan ialah Transit Oriented Development




Konsep keterjangkauan mencakup seberapa gampang sebuah lokasi dapat diakses dari lokasi yang lain. Dalam kata lain, keterjangkauan yakni hasil sintesa dari rancangan lokasi dan desain jarak dikala diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.





Dalam memperhatikan keterjangkauan, faktor yang umumnya diteliti ialah ketersediaan sarana dan prasarana yang menunjang transportasi pada daerah tersebut. Selain itu, keterjangkauan juga meninjau faktor fisik mirip topografi dan bentang alam yang ada pada daerah tersebut.





Contoh penerapan rancangan keterjangkauan ialah Labuan Bajo yang tadinya susah untuk diakses padahal ialah destinasi wisata global. Sekarang, Labuan Bajo sudah punya bandara sendiri yaitu bandara Komodo (LBJ), serta jalan-jalan konektor maupun dalam kota yang diaspal dengan baik. Selain itu, kota-kota di pulau Flores juga kini dibangun pelabuhan untuk menunjang aksesibilitas melalui maritim yang lebih tinggi.





Contoh yang lain ialah pulau Madura yang telah untuk dijangkau alasannya mesti memakai kapal. Namun, sehabis dibangun Jembatan Suramadu, kita bisa menuju ke Madura dengan mobil dan transportasi darat lain via jembatan, sehingga mempercepat perjalanan.





 



Konsep Pola





Rumah-rumah di Greenland dibangun sesuai dengan keberadaan permukaan non-es, sehingga menciptakan pola yang unik
Rumah-rumah di Greenland dibangun sesuai dengan eksistensi permukaan non-es, sehingga membuat teladan yang unik




Konsep contoh menjajal mengartikan struktur, bentuk, serta persebaran acara baik alami maupun sosial yang terjadi di permukaan bumi. Pola juga dapat diartikan selaku tatanan geometris yang beraturan dari sebuah obyek atau kegiatan yang ada.





Dalam mengecek acuan, umumnya tiap obyek memiliki pola pembangunan yang berlawanan-beda. Kita mampu mengevaluasi pola pembangunan tersebut untuk menerima citra tentang aktivitas yang terjadi dan keadaan geografis sekitarnya.





Contoh penerapan konsep teladan ialah pada pembangunan permukiman yang mengikuti jalan, seperti pengembangan ribbon development. Contoh yang lain yakni pola pembangunan garis pertahanan yang selalu mengikuti batasan nasional ataupun batas geografis, seperti garis maginot di Prancis dan tembok china di China.





 



Konsep Geomorfologi





Daerah sekitar gunung Solfatar di Italia dipenuhi aktivitas vulkanisme serta belerang sehingga tidak aman untuk ditinggali. Ini adalah contoh konsep geomorfologi dalam menganalisa wilayah
Daerah sekitar gunung Solfatar di Italia dipenuhi kegiatan vulkanisme serta welirang sehingga tidak kondusif untuk ditinggali. Ini yakni acuan desain geomorfologi dalam memeriksa wilayah




Konsep geomorfologi membahas perihal bentuk permukaan bumi yang ada pada sebuah lokasi. Bentuk permukaan bumi mirip pegunungan, gunung berapi, lembah, danau, sungai, dataran tinggi, dan dataran rendah ialah faktor-aspek yang mampu mensugesti kegiatan insan secara spasial. Oleh sebab itu, mesti kita teliti dengan seksama.





Konsep geomorfologi umumnya digukanan dalam melakukan analisa kawasan secara biasa mirip Kota Bandung terletak di dataran tinggi atau Kota Palembang terletak di dataran rendah pinggir pantai.





Namun, konsep geomorfologi juga dapat dipakai secara lebih rinci pada sebuah daerah yang kecil. Contohnya yaitu tempat Bukit Duri di Jakarta riskan banjir alasannya bersahabat dengan sungai atau tempat delta sungai nil sungguh subur karena berada di kawasan floodplain yang berisikan tanah alluvial.





 



Konsep Aglomerasi





Nelayan seperti gambar diatas umumnya beraglomerasi kedalam satu kampung khusus yaitu kampung nelayan dimana perekonomiannya didasari atas penangkapan dan pengolahan ikan
Nelayan seperti gambar diatas biasanya beraglomerasi kedalam satu kampung khusus adalah kampung nelayan dimana perekonomiannya didasari atas penangkapan dan pengolahan ikan




Konsep aglomerasi membahas mengenai pemusatan acara pada daerah tertentu yang memiliki keunggulan baik spasial maupun aspasial. Namun, terdapat pula penyebaran aktivitas dari sebuah lokasi, lazimnya hal ini dijalankan untuk menghindari kompetisi ataupun untuk mempertahankan dominasi pasar.





Konsep aglomerasi intinya membicarakan keduanya serta menganalisa, mengapa fenomena tersebut terjadi pada sebuah lokasi dan tidak terjadi (atau justru terjadi juga) pada lokasi lain.





Contoh evaluasi dengan memakai konsep aglomerasi adalah pemusatan aktivitas ekonomi pada kawasan ekonomi khusus dan kawasan industry yang dibangun oleh pemerintah maupun swasta. Contoh lainnya ialah urbanisasi yang berbentukpergerakan manusia untuk tinggal secara memusat di tempat perkotaan.





 



Konsep Nilai Kegunaan





Gunung-gunung dengan pemandangan Indah lebih cocok dijadikan tempat wisata ketimbang penambangan sumber daya mineral
Gunung-gunung dengan pemandangan Indah lebih cocok dijadikan tempat wisata ketimbang penambangan sumber daya mineral




Dalam mengecek aktivitas atau obyek secara geografis, kita harus mengetahui nilai guna atau kesempatandari suatu lokasi. Dengan mengenali nilai guna terbaik dari sebuah kawasan, kita dapat melaksanakan proses perencanaan yang lebih baik dan terorganisir untuk mendesain daerah tersebut.





Namun, tentu saja nilai guna suatu lokasi mampu berubah ubah, tergantung kemampuan serta kemauan orang untuk memanfaatkan lokasi tersebut. Selain itu, nilai guna juga sungguh bergantung pada ketersediaan teknologi dan ketersediaan modal untuk melaksanakan pengembangan di kawasan tersebut.





Contoh pengaplikasian nilai kegunaan adalah tempat pantai yang lebih cocok selaku daerah wisata dan perdagangan dibandingkan dengan tempat bertani. Atau, daerah dataran tinggi yang lebih cocok dipakai selaku kawasan berkebun dan berladang daripada budidaya ikan tangkap.





 



Konsep Interaksi dan Interdependensi





Konsep interelasi dan interdependensi membahas mengenai interaksi antar wilayah dimana terjadi saling ketergantungan. Contohnya adalah fenomena perdagangan internasional
Konsep interelasi dan interdependensi membahas tentang interaksi antar kawasan dimana terjadi saling ketergantungan. Contohnya yakni fenomena perdagangan internasional




Konsep interaksi dan interdependensi menyoroti bagaimana sebuah daerah atau kegiatan berinteraksi dan saling bergantung dengan kawasan/kegiatan yang lain. Seperti yang telah kita pelajari pada hukum Tobler, setiap obyek memiliki imbas pada obyek lain yang ada di sekitarnya dan dipengaruhi pula oleh obyek disekitarnya.





Contoh interaksi dan interdependensi yakni pedesaan dengan area perkotaan. Pedesaan menghasilkan materi makanan yang mau didistribusikan ke perkotaan, sedangkan perkotaan menghasilkan barang manufaktur yang dijual ke desa-desa.





Contoh lainnya adalah interaksi dan interdependensi antar wilayah mirip Jakarta dengan Cikarang dan Bekasi. Jakarta memiliki basis pelanggan yang banyak dengan masyarakatberjumlah hingga 9 juta orang, disamping itu Jakarta juga mempunyai pelabuhan bertaraf internasional adalah Tanjung Priok.





Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh Cikarang dan Bekasi yang menspesialisasikan diri mereka sebagai kota industri untuk mensuplai kebutuhan Jakarta dan keperluan ekspor lewat pelabuhan Tanjung Priok.





 



Konsep Diferensiasi Areal





Di Swiss, dataran rendah di llereng gunung cocok untuk dijadikan permukiman, sedangkan dataran tingginya lebih cocok dijadikan area wisata ski ataupun hiking
Di Swiss, dataran rendah di llereng gunung cocok untuk dijadikan permukiman, sedangkan dataran tingginya lebih cocok dijadikan area rekreasi ski ataupun hiking




Konsep diferensiasi area bermaksud untuk memperlihatkan dan menerangkan mengapa terdapat perbedaan fenomena baik fisik maupun sosial antar daerah. Diferensiasi areal membandingkan daerah tersebut untuk menemukan apa yang sesungguhnya menjadi pembeda.





Contoh diferensiasi areal yakni pada aspek mata pencaharian. Masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir biasanya memiliki mata pencaharian selaku nelayan atau kru kapal, sedangkan masyarakat dataran tinggi lazimnya berprofesi selaku petani.





Contoh lain dari diferensiasi areal ialah masyarakat desa dan penduduk kota. Pada biasanya, masyarakat desa mempunyai mata pencaharian agraris mirip petani ataupun peternak, sedangkan penduduk kota telah ke arah industri manufaktur dan penyediaan jasa.





Masih penduduk desa dan kota, pada umumnya masyarakat desa mempunyai angka kelahiran yang jauh lebih tinggi daripada masyarakat kota. Selain karena faktor pengetahuan, biaya hidup dan ruang yang tersedia di desa juga masih sungguh besar, sehingga acara keluarga bermaksud tidak dirasa perlu.





 



Konsep Keterkaitan Ruang





Eksploitasi hutan berlebihan seperti penebangan liar pada daerah hulu sungai dapat menyebabkan banjir di daerah hilir sungai
Eksploitasi hutan berlebihan seperti penebangan liar pada kawasan hulu sungai dapat menyebabkan banjir di daerah hilir sungai




Konsep keterkaitan ruang menjajal menerangkan bahwa sesuatu yang terjadi di daerah tertentu mampu saja disebabkan oleh kegiatan di wilayah lain. Mirip dengan interaksi dan interdependensi, namun keterkaitan ruang lazimnya bersifat alasannya adalah-akibat, bukan saling efek.





Konsep ini ialah perwujudan dari eksternalitas yang niscaya ditimbulkan oleh sebuah kegiatan. Tidak mungkin ada aktivitas yang sama sekali tidak mempunyai eksternalitas, oleh alasannya adalah itu, keterkaitan keruangan ini sangat perlu diteliti dalam menjelaskan aktivitas secara spasial.





Contoh desain keterkaitan keruangan adalah saat kita menjelaskan mengenai banjir yang terjadi di Jakarta. Kita tidak mampu serta menyalahkan pemerintah provinsi DKI Jakarta yang tidak becus dalam mengorganisir tata air provinsi.





Kita juga harus melihat, apakah Kota Bogor dan kawasan hulu sungai lainnya telah benar dalam mengorganisir bantaran sungainya? Bisa jadi, banjir di Jakarta disebabkan oleh deforestasi akut di tempat Bogor dan sekitarnya.





Contoh lain desain keterkaitan keruangan yakni dikala kita meninjau fenomena polusi udara dan kabut asap yang terjadi di Malaysia dan Singapura. Belum tentu penyebabnya yaitu pabrik dan kendaraan yang tidak lolos uji emisi. Mungkin saja penyebabnya ialah kebakaran hutan yang terjadi di Kalimantan dan Sulawesi pada musim kemarau.





 



Kesimpulan





Dalam memeriksa sebuah fenomena secara geografis, kita mesti senantiasa merujuk terhadap 10 konsep geografi yang ada diatas. Selain mempermudah kita dalam menstrukturkan kajian yang mau dibuat, ke 10 rancangan tersebut juga akan menolong kita dalam mengaitkan antara aspek spasial dengan aspasial.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon