Senin, 10 Agustus 2020

Makro Ekonomi: Pengertian, Ciri-Ciri, Dan Misalnya


Dalam mempelajari ekonomi, umumnya terdapat 2 keutamaan keilmuan yakni makro ekonomi dan mikro ekonomi. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas bersama apa itu makro ekonomi, ciri-cirinya, konsep serta analisis yang dipakai, serta kebijakan dan contoh-misalnya.






Pengertian Makro Ekonomi





Makro ekonomi atau kerap disebut sebagai ekonomi makro yaitu cabang ekonomi yang berkonsentrasi pada hal-hal skala besar. Skala besar disini mempunyai arti ruang lingkup wilayah yang besar atau entitas yang banyak.





Umumnya, makro ekonomi ini membicarakan mengenai tampilan, struktur, alokasi sumber daya, serta pengambilan keputusan pada skala suatu negara atau kawasan. Oleh sebab itu, saat membicarakan mengenai geografi wilayah dan perwilayahan secara biasa , pendekatan yang digunakan adalah makro ekonomi.





Perbedaan makro ekonomi dengan mikro ekonomi intinya ialah lingkup kajiannya serta detail apa saja yang dibahas. Mikro ekonomi membicarakan lingkup yang lebih kecil secara sangat rincian. Sedangkan, makro ekonomi membahas lingkup yang luas dengan menyeluruh tetapi tidak detail.





 



Ciri-Ciri Analisis Makro Ekonomi





Makro ekonomi merupakan kajian ekonomi yang membahas wilayah yang luas




Secara biasa , terdapat beberapa ciri-ciri analisis makro ekonomi yang antara lain yakni





  • Lingkup kajiannya yang cukup luas
  • Bentuk analisisnya yang menyeluruh tetapi tidak rincian
  • Membahas kepentingan komunal
  • Outputnya umumnya adalah kebijakan-kebijakan skala besar




Dibawah ini, kita akan coba lihat satu per satu ciri dari analisis makro-ekonomi tersebut.





Lingkup Kajiannya Luas





Analisis makro ekonomi biasanya memiliki lingkup kajian yang sungguh luas. Luas disini ada dua makna, adalah luas secara spasial dan luas secara aspasial.





Luas secara spasial mempunyai arti bahwa kajian makro ekonomi membicarakan ihwal keadaan ekonomi/keuangan suatu wilayah yang luas. Seluruh faktor ekonomi yang ada pada wilayah tersebut pun akan dikaji secara komprehensif untuk menerima citra keadaan perekonomian makro.





Luas secara aspasial mempunyai arti bahwa kajian makro ekonomi membahas perihal kondisi ekonomi yang terjadi antar-pemangku kepentingan. Disini, subjek analisis tidak cuma satu bisnis atau usaha, namun mampu berbagai, ditambah pula dengan faktor masyarakat.





 



Menyeluruh Tetapi Tidak Detail





Seperti yang telah dibahas diatas, pembahasan ekonomi makro condong luas, baik itu secara spasial maupun aspasial. Oleh alasannya luasnya ruang lingkup bahasan ini, kajian-nya umumnya bersifat menyeluruh dan komprehensif, tetapi tidak rincian.





Sulitnya menangkap rincian-rincian kecil terjadi alasannya adalah isu yang ada sangatlah banyak, sehingga akan mempersulit kalkulasi dan analisis. Padahal, berita rincian ini tidak terlampau penting untuk mendapatkan citra perihal keadaan ekonomi di suatu wilayah.





Oleh sebab itu, bahasan ekonomi makro lazimnya bersifat komprehensif, deskriptif, serta tidak terlalu mendetail kepada suatu aktor. Detail yang diamati justru keterhubungan antar pemeran, kawasan, serta imbas dari semua keterhubungan tersebut.





 



Membahas Kepentingan Komunal





Karena makro ekonomi banyak membicarakan perihal analisis yang ruang lingkupnya wilayah, maka tentu saja aktornya bukan hanya perjuangan dan bisnis, namun juga masyarakat dan pihak-pihak terkait.





Oleh alasannya adalah itu, ekonomi makro kadang kala justru membahas persoalan-persoalan yang menjadi kepentingan lazim. Berbeda dengan ekonomi mikro yang membahas tentang kepentingan unit perjuangan ataupun suatu bisnis tertentu.





Hal ini juga berkorelasi dengan ekonomi makro yang kerap digunakan oleh geografer dan perencana pembangunan dikala mendesain program pembangunan.





 



Membahas Kebijakan Skala Besar Yang Mempengaruhi Banyak Orang





Kita telah mengenali bahwa ekonomi makro banyak membicarakan perihal kepentingan penduduk biasa . Oleh karena itu, tak heran kalau output dan outcome dari analisis ini lazimnya ialah kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi banyak orang.





Contoh kebijakan yang mungkin dikeluarkan oleh makro ekonomi antara lain yaitu kebijakan perpajakan, subsidi barang pokok, pengentasan kemiskinan, serta kebijakan-kebijakan tentang investasi regional.





 



Model yang Digunakan Pada Analisis Makro Ekonomi





Dalam melakukan analisis makro ekonomi, terdapat 3 pendekatan dan versi yang sangat sering digunakan oleh para ekonom skala makro. Ketiga model tersebut adalah model supply-demand agregat, model IS-LM, serta model kemajuan ekonomi.





Berikut ini akan kita bahas gotong royong secara singkat setiap versi yang dipakai dalam analisis makro ekonomi.





Model Aggregate Supply-Aggregate Demand (AD-AS)





Model Penawaran dan Permintaan Agregat
Ilustrasi Permintaan dan Penawaran Agregat (Wikipedia)




Model AD-AS atau agregat supply dan demand merupakan salah satu model dasar yang kerap dipakai untuk menjelaskan kondisi makro ekonomi suatu daerah.





AD-AS berusaha menerangkan perihal hubungan antara harga sebuah barang, level produksinya (output), serta penawaran barang dan usul barang yang ada pada suatu tata cara ekonomi.





Dengan menggunakan model AD-AS, analis makro ekonomi dapat memprediksi apa yang hendak terjadi jikalau dilaksanakan kebijakan-kebijakan ekonomi berukuran besar.





Oleh sebab itu, versi ajakan dan penawaran agregat ialah salah satu tools analisis ekonomi yang sungguh dasar dan krusial bagi para ekonom yang berkonsentrasi pada bidang studi makro ekonomi.





 



Model Investment Supply – Liquidity & Money Supply (IS-LM)





Model IS-LM
Ilustrasi Model IS-LM (Wikipedia)




Model IS-LM atau penawaran investasi dan likuiditas merupakan versi ekonomi yang mendasari model AD-AS diatas. Model ini berusaha menerangkan korelasi yang terbentuk antara suku bunga yang ada di sebuah negara dengan harga asset yang berada di sebuah negara.





Harga asset disini dimaksudkan selaku aset-aset yang diperdagangkan secara bebas di pasar uang, pasar property, pasar modal, serta aset lain mirip pertolongan, logam mulia, atau simpanan.





Model IS-LM dapat dipakai pada analisis makro ekonomi jangka pendek atau short run dimana inflasi diasumsikan tidak ada dan harga-harga tidak berganti secara drastis.





Namun, versi ini lebih sering digunakan sebagai bagian dari model AD-AS untuk menyaksikan pergantian-pergeseran pada jangka waktu yang pendek. Hal ini terjadi alasannya adalah model AD-AS memungkinkan ekonom untuk menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi saat harga dinamis.





Asumsi dasar dari versi ini yaitu, kian rendah suku bunga yang diberikan, maka semakin cepat pula pergerakan duit. Sedangkan, makin tinggi suku bunga, maka bertambah banyak kecenderungan masyarakat untuk menabung.





 



Model-Model Pertumbuhan





Makro ekonomi juga banyak membahas tentang versi-versi kemajuan ekonomi dan pembangunan kawasan. Beberapa versi yang cukup terkenal yaitu model pertumbuhan neoklasik Robert Solow, perkembangan Endogenous, perkembangan WW. Rostow, serta kemajuan tidak berimbang.





Masing-masing model perkembangan tersebut menjajal untuk menerangkan bagaimana suatu tempat bisa menjadi sejahtera. Sebuah pertanyaan dasar yang ditanyakan Adam Smith dalam naskahnya yang sangat populer, an inquiry on the Wealth of Nations.





Meskipun begitu, tidak semua model perkembangan cocok untuk setiap negara. Terkadang, ada negara yang cocok dengan satu versi kemajuan, ada pula yang sesuai dengan yang lainnya.





Oleh alasannya adalah itu, ekonom yang mempelajari kemajuan dan kemajuan negara-negara harus memperhatikan karakteristik dari negara tersebut. Identifikasi karakteristik yang tepat sangatlah penting untuk mengidentifikasi model pertumbuhan yang sesuai.





 



Konsep Dasar Makro Ekonomi





Dalam mengetahui makro ekonomi, selain mengetahui versi-model analisis yang dipakai, harus dipahami pula desain-konsep yang mendasari perekonomian makro.





Secara biasa , terdapat 3 rancangan dasar yang kerap dipakai dalam pembahasan makro ekonomi. Ketiga desain dasar tersebut adalah output dan pendapatan penduduk , tingkat pengangguran, serta inflasi dan deflasi.





Produk Domestik Suatu Negara





Produk domestik bruto merupakan salah satu variabel penelitian makro ekonomi




Makro ekonomi lazimnya membicarakan mengenai output dari suatu negara. Disini, output yakni semua barang jasa atau apapun itu yang bernilai, yang diproduksi oleh sebuah negara.





Kita mengenal output ini dengan perumpamaan produk domestik bruto (PDB) dan produk domestik regional bruto (PDRB). Terkadang, digunakan juga perhitungan yang memperhitungkan pemasukan, yaitu pemasukan nasional bruto (PNB).





Indikator ini kerap digunakan untuk menjelaskan tentang negara apa saja yang tergolong kaya, dan mana negara yang miskin. Umumnya, negara paling kaya di dunia mempunyai PDB per kapita yang berada diatas $65.000 per tahunnya.





Ekonom yang berkonsentrasi pada ekonomi makro kesengsem dengan produk domestik suatu negara. Mereka ingin mengetahui faktor apa saja yang dapat memajukan perkembangan ini. Ketika faktornya sudah diketahui, maka para ahli mampu membentuk kebijakan untuk mendorong aspek-aspek tersebut.





Umumnya, aspek-aspek yang mensugesti perkembangan ekonomi suatu negara adalah faktor bikinan dari negara tersebut. Faktor buatan ini mencakup 3 aspek adalah lahan (land), tenaga kerja (labour), dan modal (capital).





Ekonom makro juga berfokus pada faktor-faktor yang mungkin menciptakan produk domestik bruto menurun. Ketika faktor-faktor ini teridentifikasi, ekonom dan pembuat kebijakan dapat melakukan mitigasi yang sempurna untuk mencegah hal tersebut.





Umumnya, yang menyebabkan perlambatan ekonomi atau resesi adalah siklus ekonomi yang ada pada negara/daerah tersebut. Siklus ini disebut sebagai siklus boom and bust karena ada ketika-ketika dimana pertumbuhannya sungguh cepat, dan ada pula dikala dimana pertumbuhannya melambat.





 



Pengangguran





Pengangguran merupakan salah satu variabel penelitian makro ekonomi




Salah satu variabel yang kerap diteliti oleh ekonom untuk menyaksikan kondisi perekonomian sebuah daerah yakni berapa banyak tenaga kerja yang tersedia serta berapa yang telah terserap oleh sektor usaha. Jumlah tenaga kerja yang tidak menerima pekerjaan ini disebut selaku pengangguran.





Secara biasa , terdapat berbagai macam pengangguran yakni





  • Pengangguran klasik
  • Pengangguran friksional
  • Pengangguran dalam kondisi full employment
  • Pengangguran siklik
  • Pengangguran struktural
  • Pengangguran jangka panjang
  • Pengangguran tersembunyi/terselubung




Ahli ekonomi suatu negara mesti mempu memahami semua jenis pengangguran tersebut dan mengkontekskan-nya kepada suatu wilayah. Karena, setiap jenis pengangguran mempunyai metode penyelesaian dan mitigasi yang berbeda-beda pula.





 



Inflasi dan Deflasi





Perubahan harga-harga barang dalam suatu metode ekonomi juga ialah fenomena yang sangat penting untuk menggambarkan keadaan ekonomi suatu wilayah. Fenomena ini diketahui dengan dua nama, ialah inflasi dan deflasi.





Inflasi sendiri yakni keadaan dimana harga barang-barang meningkat karena nilai tukar uang menurun terhadap barang tersebut. Umumnya, kondisi ini terjadi dikala jumlah yang beredar di penduduk meningkat.





Sedangkan, deflasi adalah kondisi dimana harga barang-barang menurun alasannya nilai tukar uang menguat terhadap barang tersebut. Umumnya, keadaan ini terjadi saat jumlah uang yang beredar menyusut di masyarakat.





Kedua keadaan ini mampu mempengaruhi teladan acara penduduk dalam suatu negara. Selain itu, fenomena ini juga dapat mempengaruhi acara bisnis, baik yang dijalankan dalam sebuah negara, ataupun antar negara.





Oleh karena itu, para ekonom mesti memahami korelasi antara jumlah uang yang beredar di penduduk dengan harga-harga barang yang ada. Disini, ekonom dapat berkerjasama dengan bank sentral dan forum pengendali lainnya untuk menstabilkan keadaan keuangan suatu negara.





 



Kebijakan-Kebijakan Makro Ekonomi





Bank sentral mampu menjalankan kebijakan moneter




Hasil analisis dan kajian ekonomi makro lazimnya diwujudkan dalam bentuk kebijakan skala besar. Umumnya, terdapat 2 jenis kebijakan yang mampu diambil, yakni kebijakan fiskal dan moneter.





Kebijakan Fiskal





Kebijakan fiskal pada dasarnya yaitu pemanfaatan anggaran, pemasukan, dan pengeluaran dari pemerintah untuk menghipnotis ekonomi secara keseluruhan. Umumnya, alat-alat yang digunakan yaitu project milik pemerintah, pajak, hutang negara, dan pengeluaran/pembiayaan dari negara.





Contohnya yaitu intervensi pemerintah dikala pertumbuhan ekonomi sedang lambat, atau terdapat banyak pengangguran. Disini, pemerintah mampu melaksanakan pembangunan untuk menyerap tenaga kerja dan memasukkan duit ke masyarakat sekitar.





Harapannya, pengeluaran pemerintah ini mampu menciptakan multiplier effect yang nantinya akan menggenjot kemajuan ekonomi sebuah negara.





Namun, pemerintah harus sungguh berhati-hati dalam mengerjakan kebijakan fiskal. Terkadang, intervensi yang terlalu banyak mampu menghipnotis denah insentif yang ada dan menciptakan pasar tidak mampu meraih kondisi ekuilibrium.





 



Kebijakan Moneter





Berbeda dengan kebijakan fiskal, kebijakan moneter diatur oleh bank sentral, bukan secara pribadi oleh pemerintah. Disini, kontrol bank meliputi menambah atau meminimalkan jumlah uang yang beredar di penduduk .





Untuk melakukan hal ini, bank sentral lazimnya melaksanakan acara pembelian surat hutang untuk meningkatkan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Untuk menguranginya, bank sentral dapat memasarkan surat hutang atau meningkatkan suku bunga contoh.





Dengan mempergunakan kebijakan moneter, bank sentral memiliki kemampuan untuk mengendalikan suplai uang dan laju inflasi yang ada di penduduk . Oleh alasannya adalah itu, bank sentral memiliki tugas yang sangat penting dalam membentuk dan menjaga kondisi perekonomian sebuah negara.





Dalam keadaan darurat, bank sentral juga mampu melaksanakan kebijakan non-konvensional mirip quantitative easing (QE). Disini, bank sentral tidak cuma membeli hutang pemerintah, namun juga hutang korporat dan sektor swasta. QE umumnya dipakai untuk menyingkir dari resesi dan menawarkan dorongan bagi perekonomian yang sedang melambat.





Namun, bank sentral harus sangat berhati-hati saat menggunakan kebijakan-kebijakan moneter. Karena, intervensi yang berlebihan mampu menyebabkan pergeseran denah insentif yang ada di pasar, sehingga mempersulit bisnis dalam meningkat .





 



Contoh Analisis Makro Ekonomi





Pemanfaatan project pemerintah untuk menurunkan pengangguran dan mendorong ekonomi merupakan contoh kebijakan fiskal makro ekonomi




Kita sudah membahas aneka macam perihal apa itu makro ekonomi, analisis yang ada, versi yang digunakan, variabel-variabel observasi yang biasanya diteliti, serta bentuk-bentuk kebijakannya. Sekarang, kita akan menjajal membahas penerapan makro ekonomi dalam kehidupan kita sehari-hari.





Penurunan Angka Pengangguran dengan Proyek Negara





Terkadang, pemerintah merasa bahwa ada kawasan-kawasan tertentu yang angka kemiskinannya terlalu tinggi. Jika angka kemiskinan yang ada tidak cocok dengan tolok ukur-patokan yang dimiliki oleh pemerintah daerah atau pemerintah pusat, mereka dapat melaksanakan proyek pemerintah.





Disini, proyek pemerintah dibutuhkan mampu untuk membuka lapangan kerja dan meningkatkan investasi yang ada di suatu komunitas. Dengan meningkatnya lapangan pekerjaan dan uang yang beredar, diperlukan akan terbentuk multiplier effect yang mau mendorong kemajuan ekonomi.





Contoh yang mungkin cukup jelas yaitu di tempat Jawa Barat dengan proyek unggulan pemprov adalah segitiga REBANA yang meliputi kawasan Subang, Majalengka, dan Cirebon.





Ketiga tempat ini mempunyai peluangperekonomian industri yang sangat tinggi, namun kondisi SDM disana masih cukup jelek. Selain tingkat kemiskinan yang tinggi, tingkat pengangguran di ketiga kawasan ini juga relatif tinggi.





Oleh alasannya adalah itu, program industrialisasi segitiga REBANA diperlukan bisa menarik investasi swasta, membuka lapangan pekerjaan, dan mensejahterakan penduduk di ketiga wilayah ini. Harapannya, perkembangan ekonomi yang disebabkan oleh growth pole ini dapat menyebar ke tempat sekitarnya, sesuai dengan rancangan trickle down economics.





 



Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi dengan Quantitative Easing (QE)





Terkadang, perekonomian sebuah negara mengalami perlambatan pertumbuhan karena satu dan lain hal. Selain itu, ada pula dikala-dikala dimana perekonomian terancam runtuh dalam resesi ketika bisnis tidak mampu mempertahankan diri dari kebangkrutan.





Oleh alasannya itu, diharapkan stimulus dari pemerintah untuk mengamankan usaha-perjuangan yang ada di sebuah negara serta mendorong perkembangan ekonomi. Selain mencetak duit dan memberikan derma langsung, metode yang kerap dipakai yakni quantitative easing.





Metode ini mirip dengan mencetak uang, tetapi tidak ada uang yang dicetak. Namun, duit tetap masuk kedalam perekonomian karena hutang-hutang jangka panjang perusahaan dan pihak swasta yang lain dibeli oleh pemerintah dan dijaminkan. Oleh sebab itu, mereka akan menerima suntikan dana segar dari penjualan surat hutang tersebut.





Metode ini ialah salah satu bentuk terbaru monetary theory yang kerap digunakan oleh ekonom makro untuk menyelamatkan negara dari ambang resesi atau jurang tertekan.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)