Senin, 15 Juni 2020

Monolog: Pengertian, Sejarah, Ciri, Jenis, Dan Misalnya


Pernahkah kalian mengatakan di depan cermin perihal hal apa saja? Mungkin terdengar asing namun ternyata itu merupakan salah satu teknik mengatakan yang banyak dipakai.





Teknik berbicara ini diketahui sebagai monolog atau sering disebut juga sebagai swa piawai. Pada dasarnya, monolog ini yakni dialog seseorang dengan dirinya sendiri.





Buat yang masih gundah apa itu swa mahir, jangan lupa untuk menambah pengetahuan melalui gugusan info penting berikut ini. Mulai dari pemahaman sampai misalnya dalam kehidupan.






Pengertian Monolog





Monolog diambil dari kata mono artinya satu atau sendiri dan legein yakni bicara. Makara, kalau digabung artinya yaitu berbicara sendirian atau dengan diri sendiri, tanpa orang lain yang menjadi lawan bicara.





Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Monolog intinya yakni





Pembicaraan yang dikerjakan dengan diri sendiri.





Senada dengan pengertian diatas, Kabisch menyebutkan swa piawai sebagai percakapan yang dijalankan oleh seseorang terhadap dirinya sendiri





Menurut Marquab, spesialis bahasa, monolog yakni sebuah bentuk komunikasi di dalam drama. Tanpa komunikasi maka pesan emosional tidak akan sampai terhadap penonton.





Berdasarkan persepsi para jago diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa monolog yakni suatu teknik pembicaraan dimana dialog yang terjadi dilakukan dengan diri sendiri.





 



Sejarah Monolog





Sejarah Monolog




Monolog bekerjsama telah ada semenjak usang, salah satu yang mempopulerkan dan membawanya ke industri perfilman dunia yaitu komika Charlie Chaplin tahun 1921.





Chaplin, seorang pelawak pada zamannya memegang teguh prinsip film tanpa suara hingga tahun 1940, dimana akhirnya film bersuara pertama sang komika rilis dengan judul The Great Dictator.





Eksistensi swa piawai dalam film-film mulai populer di dunia tahun 1960, lewat acara televisi yang bergenre horor dan komedi bisu. Tapi pada saat itu teknik berdialog seperti ini belum terlalu populer sebab orang masih lebih menentukan untuk menonton film bersuara.





Sedangkan di Hollywood yang ialah pusat film Eropa dan dunia, baru diperkenalkan tahun 1964 lewat film Empire karya Andy Warhol.





Bahkan ketika itu, Empire terpilih menjadi salah satu yang masuk daftar film nasional Amerika serikat versi perpustakaan kongres.





Di Indonesia, film bisu juga sudah hadir sejak lama, tepatnya tahun 1926 buah karya G. Krueger bareng L. Heuveldrop. Judulnya Loetoeng Kasaroeng, dan rilis ketika Indonesia masih dijajah Belanda dengan nama pemerintahan periode itu Hindia Belanda.





Swa piawai masih dipakai sampai ketika ini sebagai bagian dari sebuah drama atau sinetron. Walaupun sudah jauh lebih terbaru kalau ketimbang penggunaannya di era kemudian.





 



Ciri-Ciri Monolog





Ciri-ciri Monolog




Monolog memiliki ciri-ciri khas yang membedakannya dengan teknik berdialog lain. Secara biasa , trdapat 4 ciri-ciri utama dari monolog yang membedakannya dengan teknik berdialog lainnya.





Ciri-ciri tersebut antara lain yakni





  1. Merupakan perpaduan dari sebuah teks yang menggambarkan sesuatu, utamanya pertimbangan dari seseorang yang melaksanakan dialog bisu tersebut. Bisa tersusun sesuai rencana awal, tapi bisa juga tidak mempunyai rencana apapun
  2. Menjadi media terciptanya sebuah narasi yang berisi pesan deskriptif dengan tema yang telah umum didapatkan di tengah masyarakat. Untuk memaksimalkannya umumnya dipadukan dengan dokumen tertentu, gambar atau penampilan presentasi yang terperinci.
  3. Teks yang menjadi panduan swa mahir dalam suatu program, bisa melibatkan orang lain yang hadir untuk memperlihatkan kesan kepada apa yang mereka lihat secara visual.
  4. Melibatkan suatu klasifikasi pesan yang sangat konsisten, lalu bisa menghubungkan semua pesan menjadi suatu kesatuan.




Sebuah monolog tidak harus memiliki semua ciri-ciri yang telah disebutkan diatas. Satu atau dua ciri pun telah dapat kalian gunakan untuk mengidentifikasi suatu monolog.





Tetapi, semakin lengkap cirinya maka dialog swa-mahir tersebut dianggap kian sempurna atau mendekati aslinya.





 



Jenis-Jenis Monolog





Jenis-jenis Monolog




Terdapat beberapa macam monolog yang sering dipakai dalam karya-karya sastra. Setiap jenisnya mempunyai tujuan serta karakteristik yang berbeda-beda pula.





Jenis-jenis monolog yang harus kalian ketahui dan ketahui antara lain yaitu





  • Biografi Karakter
  • Topikal
  • Dokumen Realita
  • Naratif Biografis
  • Fiksi
  • Bercerita




Agar kalian lebih paham jenis-jenis swa-piawai yang telah disebutkan diatas, dibawah ini akan dibahas secara lebih rinci





Karakter Biografi





Merupakan jenis yang memperlihatkan suatu karakter dengan dominasi obrolan. Biasanya penulis akan membuat sebuah dongeng dengan banyak abjad yang menunjang dongeng utamanya bagian swa piawai.





Bahkan ada yang hingga mengeluarkan puluhan tokoh dengan abjad berlawanan untuk mengoptimalkan inti dongeng.





 



Topikal (Bertopik/tema)





Monolog topikal yaitu salah satu bentuk monolog yang sering digunakan dalam aneka macam karya sastra. Perbedaan antara swa-piawai ini dengan standup comedy sangatlah tipis.





Perbedaan utamanya ialah swa piawai jenis ini lebih mengedepankan kisah wacana peristiwa yang umum dialami banyak orang. Terutama yang sering dilihat oleh pembuat swa cakap.





Ada yang dibentuk dalam bentuk usulan sejumlah kalangan, autobiografi yang sangat familiar, atau pengamatan wacana suatu kondisi atau kejadian.





Jenis ini banyak digunakan untuk acara-acara info atau yang berhubungan dengan jajak pertimbangan .





 



Dokumen Realita





Adalah jenis monolog yang ditulis berdasarkan sebuah peristiwa atau dongeng faktual. Disini, penulis akan menggunakan kalimat yang tepat dengan istilah orang-orang yang ada di dalam peristiwa yang diangkat dalam swa-cakap tersebut.





Biasanya penulis obrolan bisu akan terlibat atau melihat langsung sebuah kejadian. Ada juga yang mengambil dokumentasi dari pihak yang terlibat. Bisa dengan merekam pembicaraan, mengambil foto mereka.





Kemudian membuat catatan yang bekerjasama dengan cara untuk mengucapkan kata-kata pilihan untuk monolog yang hendak dipublikasikan.





 



Naratif Biografis





Monolog jenis ini lebih kepada mengungkapkan kembali peristiwa yang pernah dialami penulis swa piawai.





Dia akan menjadi narator utama, sehingga deskripsi dari kisah yang mau disampaikan benar-benar sesuai dengan aslinya. Biasanya tidak ada abjad pendukung dari dialog bisu tersebut, hanya mengandalkan si narator itu sendiri.





 



Bercerita (Storytelling)





Pada monolog jenis ini kisah yang disampaikan akan hingga terhadap pendengar/pembaca dalam bentuk teks narasi atau setidaknya sebuah narasi.





Aktor akan berperan menjadi penyampai kisah, tergolong menjadi aksara-aksara yang ada dalam dongeng tersebut.





Ketika terdapat tokoh A di dalam sebuah dongeng, pemain film akan menjadi tokoh tersebut sebelum kembali pada dirinya sendiri setelah semua hal tentang toko A dijelaskan sampai tuntas.





 



Fiksi





Pada monolog jenis ini, penulis akan menciptakan banyak aksara berdasarkan isu yang diangkat. Di dalamnya akan ada penjelasan tentang abjad tersebut, biasanya lebih imajinatif dan tidak positif.





Sangat gampang mengetahui monolog yang satu ini alasannya sungguh sering ditampilkan di media massa, bahkan, anda sendiri pasti pernah melihatnya di televisi.





 



Contoh-Contoh Monolog





Contoh Monolog




Karena monolog sangat sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari dan juga karya-karya sastra yang kita nikmati sehari-hari, maka terdapat aneka macam misalnya.





Berikut ini yakni beberapa acuan monolog dengan tema yang berlainan-beda pula





Monolog dalam Sebuah Drama





Perhatikan monolog drama dibawah ini





Daring yang Kaya Arti





Hari ini lagi-lagi sekolah dilaksanakan dengan metode daring. Aku harus bangkit pagi lagi, kemudian buru-buru duduk di depan laptop untuk ambil bolos. Aku menyampaikan bahwa sekolah mirip ini sungguh membosankan.





Tapi arti yang lain buatku yakni mampu banyak berada di rumah dan tentunya berkutat dengan ponsel. Yang selama ini jatahnya cuma sepulang sekolah satu jam, dan malam hari satu jam





Buat mamaku, tata cara daring ini sepertinya sudah membuatnya tertekan. Tingkat emosinya jadi tidak stabil, mungkin alasannya adalah setiap detik berjumpa denganku dan kak Lara yang juga masih daring.





Kalau papa mungkin lain lagi, berdasarkan papa daring itu sangat menggembirakan alasannya ia mampu sepanjang hari bersama anak-anaknya. Mungkin karena selama ini papa sibuk sendirian mencari nafkah, jadi dikala daring inilah kedekatan mampu terjalin lebih intensif.





Apapun artinya, jujur aku sungguh rindu bunyi pagar sekolah dibuka, bahkan bacin rumput yang habis disiram Pak Amir. Buat Corona, pergilah jauh-jauh aku ingin hidup normal dan tidak berhadapan dengan laptop lagi seharian.





 



Monolog Kategori Sedih





Perhatikan monolog murung dibawah ini





Ayah





Aku masih ingat saat sore itu, ayah mengajakku duduk berdua di teras rumah. Dia bercerita tentang bagaimana kurun kecilnya yang sangat menyedihkan, sembari mengusap kepalaku. Lalu dia menatapku sangat usang, hingga saya jadi salah tingkah.





Lalu satu kalimat diucapkannya “Jadilah anak yang membanggakan orang bau tanah, mampu berdiri diatas kaki sendiri, dan jangan gampang frustasi. Walaupun papa tidak ada nanti, kau mesti kuat dan jaga mama,”





Aku tidak tahu jika itulah percakapan terakhir kami, sebelum dua hari lalu papa meninggal. Dan kini, 30 tahun berlalu saya baru sadar jikalau saya belum bisa mewujudkan semua cita-cita papa. Semoga masih ada potensi bagiku menjadi orang yang diamanahkan oleh papa.





Miss u pa.





Itulah semua klarifikasi yang sungguh perlu dikenali wacana percakapan monolog.





Ternyata, bukan sekedar obrolan bisu atau percakapan pada diri sendiri yang tanpa makna. Monolog mempunyai ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh percakapan lainnya.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon