Selasa, 23 Juni 2020

Langkah-Langkah Penelitian Sejarah!


Langkah-langkah penelitian sejarah merupakan tahapan yang mesti dikerjakan untuk menemukan kebenaran dari suatu insiden kala lampau.





Suatu peristiwa masa lampau gres dapat dibilang selaku sejarah kalau sudah melewati tahap pengusutan dan telah ditentukan kebenarannya melalui observasi sejarah.






Pengertian Sejarah





Pada mulanya, sejarah ialah cabang ilmu yang mempelajari perihal garis keturunan atau silsilah (ginealogi) seseorang.





Seiring perkembangan jaman, makna sejarah meluas menjadi sebuah catatan tentang kejadian era lampau dan cabang ilmu yang mempelajari asal ajakan dan kejadian kala kemudian berdasarkan bukti-bukti yang didapatkan, serta disusun secara rapi dan sistematis.





Kata sejarah itu sendiri secara harfiah mempunyai arti pohon atau keturunan, yang mana berasal dari bahasa Arab ”sajaroh” atau “sajarotun”.





Dalam bahasa Arab, sejarah disebut “tarikh” yang memiliki arti waktu atau penanggalan. Secara umum, terdapat 4 ruang lingkup sejarah yang wajib kalian pahami adalah





  • Sejarah selaku insiden
  • Sejarah sebagai dongeng
  • Sejarah selaku ilmu
  • Sejarah sebagai seni




Mempelajari sejarah sangatlah penting. Selain untuk mengenali peristiwa periode lampau, sejarah juga akan mengajarkan bagaimana memahami kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya manusia yang mampu menunjukkan identitas sebuah kawasan atau negara.





Mempelajari sejarah juga berfaedah untuk menjadi individu dan bangsa yang lebih baik di kala depan. Dengan berguru dari kesalahan kurun kemudian, kita tidak akan mengulangi kesalahan-kesalahan tersebut lagi di periode yang akan datang.





 



5 Langkah Penelitian Sejarah





5 Langkah penelitian sejarah




Sebuah observasi sejarah wajib mempunyai 3 nilai yang mendasarinya supaya dapat dianggap selaku observasi yang bagus. Nilai tersebut adalah





  • Rasional adalah sesuatu yang masuk di nalar atau logis
  • Empiris berarti sesuatu yang disokong dengan bukti kuat,
  • Sementara memiliki arti bahwa sejarah bersifat terbuka dan dapat diperbaiki menurut inovasi bukti gres




Ketiga tahapan ini nantinya akan diejawantahkan dalam tindakan observasi sejarah yang sekarang sudah menjadi baku. Sebelum hadirnya tahapan dalam observasi sejarah, sejarah ditulis secara naratif, yang mana tanpa berlandaskan teori dan metodologi ilmiah.





Ibarat menyusun serpihan puzzle yang awut-awutan, menyusun kembali fakta sejarah pun memerlukan metodologi dan alat analitis semoga dihasilkan alur sejarah yang logis dan benar.





Oleh alasannya adalah itu, dicanangkanlah metodologi dan tindakan observasi sejarah yang faktual dan sesuai dengan kaidah ilmiah.





Pembentukan tindakan penelitian sejarah ini bermaksud untuk melahirkan proses meneliti sejarah yang analitis, valid, bisa mengelaborasi asal mula, sebab, kecenderungan, kondisional, dan konteks, serta pergeseran sebuah insiden sejarah.





Dalam metodologi penelitian sejarah, terdapat 5 langkah penting dalam penelitian sejarah yang harus disertai agar hasil penelitian mampu diakui validitasnya.





Kelima langkah penelitian sejarah tersebut antara lain ialah





  • Mencari topik
  • Heuristik
  • Verifikasi atau kritik
  • Interpretasi
  • Historiografi




Kelima langakh penelitian ini ialah rangkuman dari rumusan penelitian beberapa tokoh sejarahwan yang memiliki tujuan yang serupa, yakni menciptakan historiografi selaku dokumen keilmuan yang dapat mengemban amanah.





Agar kalian lebih paham kelima tahap tersebut, kita akan membahasnya secara lebih rinci dibawah ini.





Mencari Topik





Langkah pertama dalam penelitian sejarah adalah mencari topik penelitian




Langkah pertama dalam penelitian sejarah yaitu mencari topik observasi. Mencari topik bertujuan semoga observasi mampu terarah dan terfokus pada objek.





Sebelum menentukan topik observasi, semestinya kumpulkan gosip dan referensi sebanyak-banyaknya biar tidak terjadi duplikasi penelitian.





Untuk menentukan topik penelitian, terdapat 4 poin yang mesti di amati, adalah:





  • What (Apa yang mau diteliti?)
  • When (Peristiwa kapan yang akan diteliti?)
  • Where (Dimana kejadian yang akan diteliti terjadi?)
  • Who (Siapa narasumber yang dapat mendukung penelitian ini?)




Dengan menanyakan 4 pertanyaan diatas, kalian dapat menemukan topik observasi sejarah yang akurat dan sempurna target.





Selain itu, semakin banyak pertanyaan2 diatas yang kalian tanyakan, akan makin mengerucut dan spesifik pula topik penelitian yang kalian peroleh.





Topik yang spesifik sungguh berkhasiat saat kalian mesti mencari sumber-sumber sejarah yang cocok dengan topik penelitian sejarah yang kalian angkat pada tahap Heuristik.





 



Heuristik





Heuristik adalah tahap-tahap pengumpulan sumber, informasi, dan bukti sejarah lengkap berdasarkan pada topik penelitian




Heuristik merupakan kata serapan dari bahasa Yunani “heurishein”, yang artinya mendapatkan atau mendapat. Heuristik yakni tahap-tahap pengumpulan sumber, info, dan bukti sejarah lengkap berdasarkan pada topik observasi.





Langkah penelitian sejarah ini sungguh penting alasannya adalah tanpa adanya pengambilan data yang baik, maka penelitian tidak akan mampu berlangsung dengan baik.





Heuristik mampu dijalankan dengan cara memakai tata cara kepustakaan, kunjungan situs sejarah, dan wawancara narasumber untuk menerima sumber sejarah yang valid.





Dalam pengumpulan isu dan sumber sejarah, diperlukan pembagian terstruktur mengenai berdasarkan faktor yang terkait, seperti faktor politik, sosial, ekonomi, dan budaya.





Pengklasifikasian ini bertujuan semoga insiden sejarah dapat dirunut secara sistematis, sehingga mempermudah proses dalam tahapan penelitian selanjutnya.





Berdasarkan sifatnya, terdapat 2 jenis sumber sejarah, yaitu sumber sejarah primer dan sumber sejarah sekunder.





Sumber sejarah primer





Yang dimaksud dengan sumber sejarah primer adalah sumber orisinil atau sumber yang dibuat oleh tangan pertama. Selain itu, sumber yang ditulis atau direkam ketika peristiwa terjadi juga mampu digolongkan ke dalam sumber sejarah primer.





Berikut ialah acuan sumber sejarah primer :





  • Naskah
  • Prasasti
  • Artefak
  • Foto, Video, atau Rekaman Audio
  • Dokumen, dan lain sebagainya.




Sumber-sumber ini umumnya memiliki akurasi yang tinggi dan dapat kalian pakai untuk meneliti sebuah kejadian sejarah dengan baik dan benar.





 



Sumber sejarah sekunder





Sumber sejarah sekunder yakni sumber yang ditulis oleh tangan kedua, yang mana mengakibatkan sumber sejarah primer sebagai sumber utama.





Berikut ini ialah beberapa pola sumber sejarah sekunder





  • Laporan hasil penelitian
  • Ensiklopedia
  • Buku
  • Catatan peneliti, dan sebagainya.




Sumber sejarah sekunder dapat kalian gunakan untuk memperkuat temuan sumber primer atau selaku bukti ketika sangat susah untuk memperoleh sumber-sumber primer sebuah kejadian sejarah.





 



Verifikasi atau Kritik Sumber





Tahap verifikasi adalah tahapan untuk menguji dan memeriksa keabsahan dari sumber-sumber sejarah yang telah didapatkan




Tahap verifikasi dikenal juga sebagai fase kritik sumber dalam tindakan penelitian sejarah. Tahapan ini dilaksanakan dengan cara menguji dan memeriksa keabsahan dari sumber-sumber sejarah yang sudah didapatkan.





Dalam tahapan verifikasi, terdapat 2 jenis kritik yang layak dilakukan, yaitu





  • Kritik eksternal
  • Kritik internal




Kedua jenis kritik ini mempunyai fungsi dan tugas yang berbeda-beda, sehingga ada baiknya dilakukan keduanya dalam sebuah observasi.





Agar kalian lebih paham, dibawah ini akan dibahas secara lebih rincian tentang kritik internal dan eksternal.





Kritik Eksternal





Kritik eksternal yaitu sebuah pengujian tingkat keaslian sumber atau authenticity of source.





Dalam kritik eksternal terdapat aspek yang mesti dipertimbangkan dan dianalisa. Analisa tersebut mesti menjawab pertanyaan-pertanyaan ini





  • Apakah sumber yang didapat asli atau tidak (Originality)
  • Apakah sumber tersebut masih utuh atau sudah diubah (Integrity)
  • Apakah sumber tersebut ialah sumber yang cocok dan diinginkan atau tidak (Authenticity)




Seperti yang kita pahami, bila sumber sejarah yang dipakai ialah sumber yang tidak terpercaya, maka pasti penelitian yang dikerjakan juga tidak terpercaya.





Setelah ditemukan bahwa sumber yang ditemukan dapat mengemban amanah, maka seorang peneliti dapat melanjutkan dengan kritik internal.





 



Kritik internal





Kritik internal ialah sebuah pengujian tingkat kredibilitas sumber atau credibility of source.





Pengujian ini dilaksanakan untuk memilih apakah sumber yang dipakai cukup berkualitas atau tidak. Selain itu, pengujian ini juga berguna untuk mendapatkan apakah sumber yang digunakan bermutu atau tidak.





Pengujian internal ini dijalankan dengan 3 tahapan utama yang antara lain yakni





  • Melihat apakah sumber sejarah tersebut resmi atau tidak resmi
  • Meneliti siapa yang menulis/merekam sumber sejarah tersebut, apakah dapat mengemban amanah atau tidak
  • Memeriksa dan membandingkan kesaksian sumber-sumber sejarah




Dengan melakukan ketiga proses diatas, seorang peneliti dapat memilih apakah sumber-sumber sejarah yang sudah ditemukan cukup bermutu atau tidak.





 



Interpretasi





Tahap keempat dalam penelitian sejarah adalah interpretasi terhadap sumber-sumber sejarah




Tahap keempat dalam penelitian sejarah ialah interpretasi kepada sumber-sumber sejarah yang sudah divalidasi pada tahap sebelumnya.





Interpretasi merupakan suatu proses penafsiran fakta sejarah atau suatu peristiwa dengan pendekatan teoritis sampai terbentuk sebuah rangkaian fakta yang logis dan saling berkaitan satu sama lain.





Dengan adanya interpretasi, maka peneliti dapat menawan kesimpulan dari bukti-bukti serta sumber sejarah yang jumlahnya sangat banyak dan seringkali berlawanan-beda.





Interpretasi dalam observasi sejarah mesti bersifat deskriptif, objektif, dan selektif.





Maksud deskriptif disini yaitu penafsiran yang berlandaskan teori yang ada, sedangkan objektif dimaksudkan disini yaitu penafsiran berdasarkan fakta ,bukan opini.





Sifat selektif pada sebuah interpretasi dalam observasi sejarah mengacu pada fakta atau bukti yang relevan dan sesuai dengan topik penelitian yang diangkat.





 



Historiografi





Historiografi adalah penyusunan fakta-fakta sejarah hingga terbentuknya pemaparan atau penulisan hasil penelitian sejarah




Historiografi yaitu penyusunan fakta-fakta sejarah hingga terbentuknya pemaparan atau penulisan hasil observasi sejarah.





Tahapan ini dilaksanakan setelah peneliti mendapatkan interpretasi yang baik terhadap sumber-sumber sejarah yang sudah ditemukan. Disini, peneliti menuangkan hasil penelitiannya dalam media tertulis, visual, ataupun bentuk fisik lainnya.





Dalam penulisan historiografi, seharusnya tersaji latar belakang, analisis alasannya adalah akibat, kronologi, dan pembahasan hasil observasi, serta kesimpulan.





Berdasarkan jenisnya, historiografi terbagi menjadi 2 ialah





  • Historiografi Naratif yang berisi ihwal suatu rekaman insiden atau seorang tokoh dalam rentang waktu tertentu.
  • Historigorafi Strukturalis yang berfokus pada pergeseran yang terjadi dari sebuah kejadian.




Sedangkan, kalau dibedakan berdasarkan bentuknya, historiografi terdapat 3 klasifikasi adalah





  • Historiografi Narasi yaitu penulisan yang lebih banyak menceritakan ihwal sebuah insiden lampau sesuai yang diperoleh dari sumber sejarah.
  • Historiografi Deskriptif merupakan suatu penulisan hasil penelitian sejarah yang mengungkapkan suatu insiden sejarah yang dikaitkan dengan teori dan disiplin ilmu lainnya.
  • Historiografi Analitis lebih mengedepankan pada pembahasan duduk perkara yang terjadi di kurun lampau.




Hasil akhir dari proses historiografi ini ialah laporan sejarah ataupun buku yang menerangkan mengenai sebuah kejadian sejarah.





Demikianlah penjelasan singkat perihal tindakan penelitian sejarah. Semoga mampu menolong kalian dikala sedang melakukan observasi sejarah.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon